REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Setelah mengalami keterlambatan selama kurang lebih enam bulan, proses pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) akhirnya selesai. Rencananya tol BORR akan beroperasi pada akhir Januari nanti. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengungkapkan, sebelum beroperasi nanti, perlu ada izin operasional dari Kementerian Pekerjaa Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kita bersyukur kelanjutan pembangunan Tol BORR seksi IIIA akhirnya selesai, saat ini kita sedang menunggu izin operasional dari kementrian PUPR, rencananya akan di buka akhir bulan ini," kata Dedie di Balai Kota Bogor.
Namun, Dedie mengatakan, dibukanya jalur yang berujung di Kelurahan Kayumanis ini, akan diiringi dengan adanya kenaikan tarif tol. Dimana sebelumnya, tarif tol dipatok seharga Rp 10 ribu. Ketika dibuka nanti, akan ada kenaikan sebesar Rp 4 ribu, menjadi Rp 14 ribu.
Kenaikan tarif tol tersebut, kata Dedie sudah disetujui oleh Menteri PUPR dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). "Saat ini tarif dari Sentul Selatan sampai Yasmin itu Rp10 ribu, dengan penambahan jarak 2,5 kilometer, akan ada penambahan Rp4 ribu menjadi Rp14 ribu dan itu sudah di setujui oleh Menteri PUPR dan BPJT," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar (MSJ), Dedi Krisnariyawan Sunoto mengungkapkan, kenaikan harga ini disebabkan karena tingginya Investasi yang ditanam dalam pembangunan tol seksi IIIA ini. Di mana, untuk pengerjaan dua tahun, anggaran yang dikeluarkan yakni sebesar Rp 1,66 triliun.
"Memang ini biaya kontrusinya mahal sekali, ini kan jalan layang dan disiapkan pelebaran untuk tiga lajur, harganya sekitar Rp 6 miliar per kilometernya. Sehingga, dengan total panjang jalan 2,85 kilometer, anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 1,66 triliun," jelasnya.
Dedi melanjutkan, uang yang didapat dari pengguna jalan tol ini, nantinya akan digunakan untuk membayar hutang pinjaman pembangunan jalan TOL BORR itu sendiri. Agar bisa menutup hutang yang ada, diperkirakan harus ada 70 ribu kendaraan yang melewati jalan tol BORR ini. Namun, saat ini, baru ada 40 ribu kendaraan yang melintas.
"Kami kan harus membayar utang karena dana ini kan pinjaman, biaya kontruksi seksi I, II dan III ini totalnya sudah Rp 3,7 triliun, untuk pinjaman berarti saya harus membayar bunga Rp 350 miliar setahun. Kalau dibagi Rp 14 ribu itu perlu kendaraan 70 ribu yang mengunakan akses ini setiap harinya. Tapi saat ini di Bogor baru 40 ribu kendaraan per-hari," jelasnya.