Senin 18 Jan 2021 23:31 WIB

BNPB Berupaya Tangani Gempa Sulbar dengan Prosedur Covid-19

Warga diminta tetap pakai masker, tenda pengungsi layaknya tempat isolasi mandiri

Foto aerial tenda pengungsi di kompleks Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). Berdasarkan data BNPB per 18 Januari 2021 pukul 14.00 WIB jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat berjumlah 84 orang, dan pengungsi berjumlah 19.435 orang.
Foto: SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Foto aerial tenda pengungsi di kompleks Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). Berdasarkan data BNPB per 18 Januari 2021 pukul 14.00 WIB jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat berjumlah 84 orang, dan pengungsi berjumlah 19.435 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan upaya pencegahan Covid-19 dalam penanganan warga terdampak gempa di Sulawesi Barat (Sulbar) berjalan dengan baik. "Terkait penanganan Covid-19, kami bersama Kementerian dan Lembaga serta Satgas melakukan upaya-upaya pencegahan Covid-19," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan dalam konferensi pers virtual dari Mamuju, Sulbar, Senin (18/1).

Ia mengatakan selain mendorong warga untuk menggunakan masker, BNPB juga mengupayakan pendirian tenda pengungsian selayaknya tempat isolasi mandiri. Agar warga bisa tetap menjaga jarak selama berada di dalamnya. "Ini semua dilakukan untuk mendukung penanganan darurat gempa supaya berjalan dengan baik dan masyarakat terlindungi dari ancaman bencana maupun Covid-19," katanya.

Baca Juga

Sementara itu, terkait penanganan darurat yang dilakukan bagi warga yang terdampak gempa di Majene dan Mamuju, Lilik mengatakan bahwa BNPB telah mengupayakan dukungan terhadap penanganan gempa sejak 24 jam pertama gempa terjadi. "BNPB kurang dari 24 jam, 12 jam sudah hadir di Sulbar untuk mendukung Pemerintah Daerah (Pemda) dalam penanganan gempa. Kami bersama dengan kementerian dan lembaga lainnya langsung membantu," kata dia.

BNPB juga membantu mengoordinasikan berbagai elemen masyarakat. Termasuk para relawan dari seluruh Indonesia, yang dihimpun dalam satu koordinasi bernama Desk Relawan.

"Sudah ada sekitar 33 organisasi relawan yang sudah hadir di Sulbar dari berbagai tempat di Indonesia," katanya.

Kemudian, dukungan peralatan, logistik, makanan dan dukungan lain juga sudah dikirim ke wilayah yang terkena dampak. Hal itu bertujuan untuk memastikan warga yang terdampak bisa dibantu secepat mungkin.

Selain itu, mereka juga telah menurunkan tiga helikopter yang saat ini sudah ditempatkan di Sulbar. Helikopter ini membantu pemerintah Sulbar dalam memberikan bantuan ke tempat-tempat yang letaknya sulit dijangkau.

"Dengan demikian penanganan darurat di Sulbar bisa berjalan dengan baik. Masyarakat pengungsi bisa kita jangkau, kita berikan bantuan, sehingga mereka tidak menjadi sakit dan sebagainya," demikian kata Lilik.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement