REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan tiga helikopter untuk mendistribusikan bantuan ke korban gempa di Sulbar. Bantuan ditujukan khususnya untuk tempat terisolasi.
"Tiga helikopter saat ini sudah siap untuk membantu pemerintah Sulbar dalam memberikan bantuan di tempat yang terisolasi. Tadi kami sudah menjangkau empat desa yang ada di Kabupaten Majene dan memberikan bantuan," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan saat konferensi virtual BNPB update Gempa di Sulbar, Senin (18/1) sore.
Lilik berharap, penanganan darurat gempa bumi di Sulbar bisa berjalan baik, masyarakat yang mengungsi bisa dijangkau, dan mendapatkan bantuan sehingga tidak menjadi sakit.
Terkait penanganan Covid-19, BNPB bekerja sama dengan berbagai kementerian dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam melakukan upaya pencegahan. Termasuk bagaimana harus mengatur penggunaan masker, kemudian pengungsian yang berbasis protokol kesehatan.
"Tentu saja kami bersama kementerian/lembaga lainnya juga ikut membantu di antaranya Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PU/PR, BMKG, Kementerian PPPA, kemudian Kemendikbud, rekan-rekan dari Basarnas, TNI/Polri, dan sebagainya," katanya.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan tenaga sukarela dari seluruh Indonesia. Ia menyebutkan sudah ada 33 organisasi relawan hadir dari berbagai tempat mendukung penanganan darurat Sulbar.
Gempa berkekuatan 6,2 magnitudo mengguncang Majene dan Mamuju, Sulbar pada Jumat, 15 Januari 2021. Berdasarkan data per 17 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, sebanyak 81 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut.
Saat ini sebanyak 19.435 orang dilaporkan mengungsi pascagempa. Rinciannya 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majane.