Dokter ahli imunologi, Iris Rengganis, mengatakan, vaksin harus diberikan dua kali dengan dosis 0,5 cc sekali suntik. Menurutnya, vaksin tidak bisa disuntikkan sekaligus karena semua sudah diukur.
"Kemudian dalam kurun waktu dua pekan setelah divaksin pertama, orang yang sudah divaksin tetap harus menerapkan protokol kesehatan 3M dan 3T," ujarnya dalam konferensi virtual EUA Vaksinasi Covid-19 BPOM, Senin (11/1), seperti dikutip dari Republika.co.id.
Disiplin 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak serta kesediaan untuk melakukan 3T, yakni tracing, testing, treatment tetap mutlak meski sudah divaskin.
Ia mewanti-wanti jangan sampai orang yang berpikir sudah mendapatkan vaksin pertama kemudian berpikir aman lalu abai 3M. Padahal, dia melanjutkan, antibodi seseorang baru akan sepenuhnya terbentuk setelah menerima dua kali suntik.
"Bahkan, ketika sudah disuntik sebanyak dua kali (masih bisa tertular) karena vaksin itu tidak ada yang memberikan kekebalan 100 persen. Namun, kondisinya tidak parah (karena sudah divaksin)," katanya.
Iris menerangkan, jika penerima vaksin lalu tertular Covid-19 maka penyebabnya bukan karena kandungan vaksin. Iris menjelaskan, Vaksin Sinovac dibuat menggunakan inactivated virus atau virus yang tidak aktif. Artinya, vaksin ini aman karena virusnya tidak bisa berkembang biak lagi.
"Jangan sampai ada miskomunikasi setelah mendapatkan vaksin kemudian sakit, itu yang harus kita luruskan," katanya.