Ahad 10 Jan 2021 21:13 WIB

Media Asing Soroti Kecelakaan Sriwijaya Air

Media luar soroti dari mulai proses evakuasi hingga faktor keamanan penerbangan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas penyelamat dan Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia membawa kantong jenazah di pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, 10 Januari 2021. Kontak ke penerbangan Sriwijaya Air SJ182 hilang pada 09 Januari 2021 tak lama setelah pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Jakarta saat dalam perjalanan ke Pontianak di provinsi Kalimantan Barat
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Petugas penyelamat dan Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia membawa kantong jenazah di pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, 10 Januari 2021. Kontak ke penerbangan Sriwijaya Air SJ182 hilang pada 09 Januari 2021 tak lama setelah pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Jakarta saat dalam perjalanan ke Pontianak di provinsi Kalimantan Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Media-media besar luar negeri melaporkan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Tidak hanya kantor berita seperti Reuters dan Associated Press tapi media arus utama seperti CNN, the New York Times, NBC News, BBC, Aljazirah, dan South China Morning Post (SCMP) melaporkan kejadiaan naas tersebut.

Sabtu (9/1) the New York Times melaporkan kecelakaan ini menyoroti masalah lama penerbangan Indonesia yang kerap mengalami bencana. CNN International terus melaporkan perkembangan terbaru mengenai proses pencarian sisa pesawat dan korban.

Baca Juga

SCMP mengutip situs pelacak pesawat FligtRadar24 yang mencicit  SJ 182 hilang saat berada di 10 ribu kaki dari permukaan laut dalam kurang dari satu menit setelah lepas landas. SCMP juga melaporkan kondisi pesawat yang sudah berusia 26 tahun.

Mereka juga mengutip Planespotters.net yang mengatakan Sriwijaya Air menggunakan pesawat itu dari tahun 2012 itu. Sebelumnya pesawat pernah digunakan Continental Air Lines dan United Airlines Holdings Inc.

Sementara NBC News melaporkan Indonesia, negara kepulauan dengan 260 juta penduduk kerap mengalami kecelakaan transportasi baik di darat, laut maupun udara. Disebabkan karena kapal feri yang terlalu penuh, infrastruktur yang sudah tua atau buruknya mematuhi standar keselamatan.

NBC News melaporkan dari tahun 2007 hingga 2016 Badan Penerbangan Amerika Serikat (FAA) menurunkan evaluasi keamanan Indonesia ke Kategori 2. Artinya sistem peraturan Indonesia tidak cukup.

Kecelakaan Sriwijaya Air menjadi kecelakaan pesawat kedua dalam dua tahun. Sebelumnya Boeing 737 Max yang dioperasikan Lion Air jatuh pada tahun 2018 lalu, menewaskan 189 penumpang dan kru di dalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement