REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Rafiq Yusuf Al Idrus awalnya berencana liburan bersama keluarga ke Tegal, Jawa Tengah. Namun, pria empat anak ini urung melakukannya. Hanya sang istri, Panca Widiya Nursanti, yang akhirnya berangkat dari Pontianak. Tidak disangka, belakangan, kabar mengejutkan datang.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang ditumpangi Panca Widiya saat kembali pulang ke Pontianak, Kalimantan dikabarkan hilang kontak sejak Sabtu (9/1). Pesawat dilaporkan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
"Kita sudah rencana melakukan liburan keluarga ke Jawa Tengah. Namun urusan penerbangan ada PCR (tes swab), jadi istri yang berangkat ke Tegal," ujarnya saat diwawancarai di Posko Ante Mortem Bandara Supadio Pontianak di Kubu Raya, Ahad.
Rafiq mengenang sebenarnya rencana ke Tegal sempat direncanakan saat libur Lebaran. Namun, karena pandemi, tidak jadi. Belakangan rencana itu akhirnya terwujud. Meski aturan tes swab membuat mereka tidak bisa berlibur sekeluarga. Hanya istrinya yang bisa berangkat menaiki pesawat.
Panca Widiya harusnya kembali ke Pontianak pada 2 Januari lalu. Namun berubah menjadi Sabtu (9/1) menumpang Sriwijaya Air SJ 182. "Harusnya pulang pada 2 Januari 2021 dan kemarin baru bisa pulang," katanya.
Rafiq mengenang istrinya sebagai sosok periang. Panca Widiya adalah seorang guru di SMKN 3 Pontianak. Rafiq dan empat orang anaknya hingga saat ini masih penuh harapan tetap menunggu kabar baik. "Kita tentu terus memantau informasi dari pihak bandara terkait kondisi terbaru," jelas dia.
Menurutnya saat ini Posko Ante Mortem Bandara Supadio Pontianak sudah melakukan pengambilan atau tes DNA terhadap anak tertuanya. Ia juga telah menyiapkan administrasi yang diperlukan untuk identifikasi keluarga penumpang.