Saya pun menurut dengan wanita itu. Ternyata wanita itu mengajak Saya ke tempat toko poster Soekarno dan PDIP. Saya pun duduk di depan toko itu tentunya bersama Nursaman. Nursaman terlihat menurut dengan wanita itu. Saya pun melihat sekeliling ternyata toko poster ini berderetan dengan tambal ban dan kelapa.
Tidak hanya itu, ada seorang pria juga menghampiri saya. Dia mengaku, yang memiliki toko poster Soekarno dan PDIP. “Mbak, yang punya toko itu saya bukan Nursaman. Tolong ditulis ya mbak. Mau air kelapa mbak?,” kata dia.
Saya pun menolak air kelapa tersebut. Fokus Saya hanya satu narasumber yaitu Nursaman. Saya pun hanya berbincang biasa dengan Nursaman karena diawasi oleh kedua orang tersebut. Saya pun berpikir bagaimana caranya bisa berbincang dengan Nursaman lagi secara bebas. Pas banget saat itu, kedua orang itu langsung bilang kalau Nursaman belum makan.
“Mbak kesian tuh dia belum makan. Traktir aja tuh ada warung padang depan. Sekalian bungkusin saya ya,” kata wanita yang ternyata pedagang kelapa itu.
Saya pun langsung berpikir cepat membawa Nursaman menuju warung padang. Saya memesan makanan untuknya dan melihat dia makan dengan lahap. Saya pun tetap berbincang santai dengan dia. Telepon seluler Saya pun tetap nyala untuk merekam perbincangan antara Saya dan dirinya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
