Dia pun setuju untuk diwawancarai dan mengaku bernama Nursaman. Dia memiliki rambut panjang berwarna abu-abu, kumis dan jenggot yang tebal, memakai kalung, gelang dan cincin, kulitnya sawo matang, menggunakan baju kemeja kotak-kotak, celana jeans pendek dan tidak menggunakan sandal. Dia berbicara dengan logat orang yang lama tinggal di Jakarta.
Selama wawancara, dia menjawab pertanyaan dengan lancar. Dia bercerita tentang kehidupannya selama ini. Lalu, saya pun bertanya terkait pertemuan antara dia dan Mensos.
Ia pun menjawab kalau saat itu sedang mencari kardus di daerah Sudirman. Namun, saat itu banyak tunawisma yang berlari-lari. “Saya pikir ada apa ya. Ternyata kata mereka ada bu Risma. Saya aja ga tau bu Risma itu siapa. Nah, bu Risma sama sekali ga ngomong sama saya,” kata dia.
Lalu, saat ditanya apakah benar dia itu merupakan seorang pedagang dan kader PDIP. Dia pun membantah bahwa semua itu tidak benar. Ia mengaku, selama ini pemulung. Tiba-tiba ketika sedang enaknya berbincang. Ada wanita paruh baya yang memanggil dan menghampiri Saya.
“Eh neng kalau wawancara jangan di depan kantor pengacara. Di situ aja tuh, tempat saya,” kata wanita itu.
BACA JUGA: Kasus FPI dalam Pusaran Perang Proksi China Lawan Barat
BACA JUGA: Kontak Terakhir Sriwijaya Air Tujuan Jakarta-Pontianak Pukul 14.40 WIB