Sementara itu, Bima Arya yang juga turut melakukan peninjauan mengatakan RS lapangan ditargetkan sudah beroperasi. Bahkan, menurutnya lebih baik jika selesai lebih cepat.
“Kita betul betul kejar. Saya minta terus dikejar target bisa beroperasi tanggal 18. Tapi kalau bisa lebih awal lebih bagus,” ujarnya.
Dia mengatakan, dikejarnya pembangunan dari RS lapangan ini dikarenakan tingkat kebutuhan akan tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19 sudah tinggi. Setelah beroperasi, nantinya RS lapangan bisa menampung 68 tempat tidur untuk pasien berstatus hijau dan kuning.
“Nanti di sini bisa menampung sekitar 68 tempat tidur dengan peruntukan pasien yang hijau dan kuning. Jadi yang tidak bisa ditampung di rumah sakit diarahkan ke sini,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, pada pekan ini, kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Kota Bogor sudah mencapai 87,4 persen. Di mana, 520 dari 595 TT yang tersedia di 21 rumah sakit telah terisi. Bahkan, ICU sudah terisi 100 persen. Sementara itu, untuk tempat isolasi pasien tanpa gejala (OTG) di BNN Lido, sudah terisi sebanyak 63 persen, atau 63 dari 100 TT.
“Memang sudah tinggi sekali. Warga juga sudah banyak yang mengeluh karena kesulitan. Nah, karena itu kita kejar ini untuk yang hijau dan kuning tadi,” jelasnya.
Diketahui, RS lapangan ini berada di bawah koordinasi RSUD Kota Bogor, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor. Selain RS lapangan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga menyiapkan satu lokasi yang bisa digunakan untuk pasien tanpa gejala (OTG).