Pasien Gejala Berat Terancam tak Terlayani
Eko Nugroho, menuturkan, minimnya fasilitas ICU yang tersisa dapat membahayakan pasien Covid-19 dengan gejala berat dan memiliki penyakit penyerta.
Masing-masing rumah sakit biasanya sudah menyiapkan ICU cadangan bagi pasien yang memiliki gejala berat. Namun, biasanya rumah sakit akan mengutamakan pasiennya terlebih dahulu. Akibatnya, pasien rujukan akan kesulitan untuk mendapatkan ruang isolasi.
“Biasanya rumah sakit masing-masing itu sudah menyiapkan cadangan ketika ada pasien yang kategorinya sedang menuju berat. Tapi pastikan diutamakan orang dalam dulu kan, pasien rumah sakit itu sendiri, sehingga makanya kalau orang dari luar minta rujukan masuk ke ICU, rumah sakit itu ya belum tentu bisa masuk,” terangnya.
Lebih jauh, Eko menyebut jumlah sisa ICU yang ada saat ini tidak aman untuk kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, Eko tak dapat memprediksi berapa lama kondisi ini akan terjadi. Yang jelas, saat ini jumlah ketersediaan kasur ICU tidak pernah lebih dari 10 kasur.
“Sisanya itu tidak pernah lebih dari 10, pasti seputar angka 9, 8, 7, 6. Kalau misal sisanya bisa di atas angka 15 saja, menurut saya itu sudah agak longgar lah kita,” ujar dia.