Kamis 16 May 2024 15:11 WIB

Kisah Relawan Indonesia Bertahan dari Kepungan Tentara Israel di Ruang Bawah Tanah RS

Pasukan Israel menguasai rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza.

Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang dikuasai pasukan penjajahan Israel dalam lansiran video pada Ahad (12/5/2024).
Foto: Quds News Network/X
Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang dikuasai pasukan penjajahan Israel dalam lansiran video pada Ahad (12/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deru itu bahkan seperti masih Farid rasakan, ketika rantai tank milik Israel melintas 'di atas' kepalanya. Gemerincing dan getarannya menyiratkan betapa besar kekuatan mesin penghancur itu dibandingkan dengan manusia.

“Saya manusia biasa, saya pasti juga merasakan ketakutan saat tank-tank itu menyerbu dan melintas di atas kepala saya,” ujar Farid Zanzabil Al Ayubi relawan MER-C asal Indonesia yang bertahan di Gaza, Palestina.

Baca Juga

Kondisi saat itu, Farid menjelaskan bahwa ia dan rekan-rekan bertahan di ruang bawah tanah Rumah Sakit Indonesia, di waktu bersamaan tank-tank Israel melintas di atas ruang bawah tanah tersebut.

Farid Al Ayubi bersama dua relawan Indonesia lainnya yaitu Fikri Rofiul Haq, dan Reza Aldilla Kurniawan lebih dari empat tahun menetap di Gaza, Palestina.

Tak banyak alasan Farid memilih bertahan, yaitu tentang kemanusiaan. Ia merasa warga Gaza wajib dibantu dalam berbagai bentuk. Salah satu yang dipertahankan adalah Rumah Sakit Indonesia.

“Harus ada setidaknya wajib satu orang Indonesia yang berada di Rumah Sakit Indonesia setiap harinya di Gaza, dan itu harus dipertahankan,” kata Farid.

Bukan soal idealis ataupun alasan keyakinan, namun memang orang Indonesia banyak dibutuhkan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Hampir setiap hari ada bantuan masuk serta pasien masuk di Rumah Sakit Indonesia, dan tidak semuanya fasih bahasa Indonesia atapun bahasa lokal Palestina.

Fungsi diplomasi orang Indonesia di Rumah Sakit Gaza juga untuk membantu administrasi keluar masuk obat serta tenaga medis yang membantu di RS tersebut. Dengan adanya orang Indonesia maka proses perizinan serta admministrasi yang menggunakan bahasa Indonesia akan lebih mudah untuk ditangani dibandingkan jika hasil terjemahan lainnya.

Farid menjelaskan Rumah Sakit Indonesia sangat vital di Gaza, sebab hanya RS tersebut yang memiliki daya tampung besar serta perlengkapan yang memadai.

Hingga suatu ketika RS Indonesia mulai ditargetkan oleh tentara Israel untuk dihancurkan karena adanya tuduhan terowongan rahasia yang digunakan oleh Hamas untuk bersembunyi ada di bawah RS.

“Kami lama bertahan di dalam rumah sakit, karena kondisi di luar sudah dikepung oleh tank pasukan Israel, itu sangat menakutkan,” kata Farid.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement