Kamis 31 Dec 2020 10:24 WIB

Bertahan di Tengah Badai Pandemi

Pandemi hanya bisa dilalui dengan strategi matang nan penuh perhitungan.

Handrian Setia Adi (35 tahun) melakukan shifting dari bisnis berjualan ayam bakar menjadi bisnis kopi dan tanaman bonsai di masa pandemi Covid-19.
Foto:

photo
Ika Ratna Sari (31 tahun) bersama suaminya, Aditya Budi Kusuma (35 tahun) beralih ke bisnis tanaman hias saat pandemi. - (dokpri)

 

Melihat kondisi seperti itu, ia mau tak mau banting setir. Satu hal yang terlintas di pikirannya saat itu adalah beralih ke bisnis tanaman hias. Hal itu dikarenakan sang istri, Ika Ratna Sari (31 tahun) telah memiliki pengalaman bisnis tersebut sejak dua tahun lalu.

Perjudiannya berbuah manis. Tanaman hias justru meledak hanya sebulan setelah ia beralih bisnis. Hal ini tak terlepas dari kebiasaan baru masyarakat yang menyukai tanaman hias kala bekerja di rumah (work from home).

"Bulan September lalu bisnis ini justru booming. Itu menjadi berkah buat saya," kata Budi.

Bisnis tanaman hiasnya kini justru lebih menguntungkan ketimbang bisnis pigura yang ia jalani sebelumnya. "Operasional bisnis ini sangat kecil. Sedangkan omzetnya justru melebihi bisnis lama saya," tutur Budi.

Meskipun bisnisnya tertolong meledaknya harga tanaman di pasar, ia tak mau terlena. Ia bersama istri pun mulai merintis bisnis lainnya seperti menjual media tanam dan pupuk organik. Ia menyadari badai pandemi seperti sekarang hanya bisa dilalui dengan strategi matang nan penuh perhitungan.

"Karena bisnis tanaman seperti ini tidak mungkin terus-menerus laku terus," kata Budi.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi mengungkapkan sebanyak 80 persen UMKM yang ada di DIY terdampak pandemi Covid-19. Sektor utama yang terdampak adalah pariwisata, pendidikan, dan kuliner.

"Untuk kuliner, hal itu dipengaruhi karena sebagian besar konsumen yaitu mahasiswa kebanyakan kembali ke tempat asalnya. Selain itu juga dikarenakan adanya regulasi seperti social distancing, pembatasan jam operasional, dan lain sebagainya, " ujar Srie.

Ia pun menyarankan para pelaku UMKM untuk tetap berkreativitas, berinovasi, beradaptasi, serta berkolaborasi menghadapi pandemi ini. "Agar tetap bertahan, pelaku UMKM harus pintar mengenali habit baru konsumen. Mereka harus lebih berorientasi ke pasar yang ada saat ini," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement