REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mengupayakan kecukupan daya tampung rumah sakit (RS) rujukan dan RS darurat untuk melayani pasien Covid-19. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sampai saat ini belum ada perubahan strategi untuk mengantisipasi lonjakan pasien pascalibur panjang akhir tahun.
Ia mengatakan, ada tiga skenario yang bisa dijalankan pemda, berkaitan dengan tingkat keterisian rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Pertama, apabila terjadi peningkatan jumlah pasien Covid-19 sebesar 20-50 persen maka RS rujukan masih bisa menampungnya. Bahkan, Wiku menyebut RS rujukan masih sanggup menampung hingga lonjakan dua kali kapasitas normal.
Skenario kedua, apabila terjadi kenaikan 50-100 persen alias dua kali lipat maka RS rujukan diperbolehkan mengalihfungsikan ruang perawatan umum menjadi ruang perawatan pasien Covid-19. "Ketiga, jika kenaikan pasien lebih dari 2 kali lipat maka dapat mendirikan tenda darurat di area RS atau mendirikan RS lapangan atau darurat," katanya saat dihubungi, Ahad (27/12).
Wiku pun meminta pemerintah daerah agar terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait laju keterisian RS. Sejak November lalu, Wiku sudah mengingatkan pemda bahwa peningkatan laju keterisian RS menjadi peringatan pemda untuk menyiapkan tanggapan siaga. Antisipasi ini perlu dilakukan untuk mengurangi beban kerta tenaga medis yang berlebihan.
Diberitakan sebelumnya, tingkat keterisian pasien di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, hampir penuh. Bahkan, tingkat hunian di Tower 7 Wisma Atlet kini mencapai 90 persen dan tidak lagi menerima pasien.
Dilaporkan, keterisian di tower 7 sudah 90 persen hingga pagi tadi Ahad (27/12) pukul 06.00 WIB. Bahkan saat ini tower tersebut sudah tutup alias tidak menerima pasien baru. Sementara itu, kapasitas pasien di tower 6 juga kini terpenuhi di atas 70 persen, begitu juga di tower 4 yang telah terisi 70 persen. Hanya tower 5 yang tercatat keterisiannya lebih sedikit yaitu sekitar 60 persen.