REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan ruang konektivitas daring harus diisi dengan hal-hal yang positif serta membangun. Jokowi mengatakan, infrastruktur komunikasi dan informasi yang semakin efektif harus dimanfaatkan untuk menyebarkan Islam wasathiyah yakni Islam yang berada di tengah, adil, dan seimbang.
"Kita aktifkan agar ruang ini tidak diisi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Kita harus aktif mengisi pemberitaan di medsos dengan keteduhan, dengan kesejukan, dan kita juga harus mengklarifikasi berita yang tidak benar, berita hoaks dan menutup banyaknya ujaran kebencian," ujar Presiden Jokowi pembukaan Muktamar IX Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jumat (18/12) malam.
Presiden juga menyampaikan bahwa selama enam tahun kepemimpinannya, infrastruktur digital merupakan salah satu fokus pembangunan pemerintah, di samping infrastruktur fisik lainnya. Konektivitas, baik secara luring atau daring, disebut presiden menjadi kunci dalam integrasi seluruh pelaku ekonomi nasional. Tak hanya mempermudah arus logistik, kata presiden, namun juga meningkatkan ekonomi digital dan ekspansi pasar e-commerce. Ujungnya, pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan akses pasar yang ada.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga mendorong pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk memperkokog fondasi Pancasila bagi para santri pondok pesantren. Indonesia dianggap punya modal besar dalam merebut manfaat bonus demografi, melalui para santri yang menempuh pendidikan di setidaknya 28.000 pondok pesantren di Indonesia.
Khusus untuk PPP, Presiden Jokowi menyelipkan harapan agar partai Islam tertua tersebut dapat terus dipercaya umat dan mampu membantu pemerintah melanjutkan pembangunan.