Ahad 13 Dec 2020 19:12 WIB

MCCC Berdayakan Panti Asuhan Canangkan Swasembada Masker

Diharapkan ini bisa mewujudkan kemandirian dalam pengadaan masker

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Covid-19 (ilustrasi). Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) mencanangkan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk swasembada pengadaan masker.
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi). Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) mencanangkan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk swasembada pengadaan masker.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) mencanangkan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk swasembada pengadaan masker. Gerakan itu dilakukan bekerja sama dengan Gerakan Pakai Masker (GPM) dan Indonesia Fashion Chamber (IFC).

Dimulai lewat pemberian bantuan 10 unit mesin jahit dari GPM ke panti asuhan binaan Majelis Pelayanan Sosial (MPS). Dihadiri perwakilan MCCC, IFC, GPM dan panti-panti penerima, dilakukan secara daring dipusatkan di Pusat Syiar Digital Muhammadiyah.

Baca Juga

Mewakili MCCC, Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Bahtiar Dwi Kurniawan, memberikan apresiasi atas terwujudnya kolaborasi tersebut. Baik atas dukungan yang diberikan GPM maupun asistensi pembuatan masker oleh IFC.

"Saya berharap, gerakan swasembada masker yang didukung oleh GPM dan IFC ini bisa mewujudkan kemandirian dalam pengadaan masker, sehingga kita bersama bisa terbebas dari Covid-19," kata Bahtiar, Sabtu (12/12).

Perakilan GPM, Indra menuturkan, kerja sama bersifat jangka panjang karena besarnya kebutuhan masker, terutama yang bisa dipakai ulang. Studi singkat mereka, kebutuhan usia produktif saja, asumsi satu masker dicuci 10 kali, butuh 1,7 miliar masker.

"Ke depan, kerja sama ini juga akan terus diperluas, salah satunya dengan Bina Usaha Ekonomi Keluarga (BUEK) yang dibimbing oleh Aisyiyah," ujar Indra.

Sekjen IFC, Lia Mustofa menekankan, saat ini masker sudah menjadi satu kebutuhan paling utama masyarakat, tidak lagi pakaian. Bisa dikatakan, pakaian boleh tidak diganti, tapi masker harus diganti secara berkala.

"Karenanya, kami akan memberi pelatihan pembuatan masker yang sederhana dulu, jika memang diperlukan sampai pengembangan desainnya," kata Lia.

Panti penerima sendiri ada Panti Asuhan Aisyiyah Banaran dan An Nur, Panti Asuhan Muhammadiyah Asy SyifaKetua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM Yogyakarta, Ridwan Furqoni, turut memberi apresiasi atas terselenggaranya kerja sama ini.

"Selaras dengan semangat MPS untuk memberdayakan panti asuhan, dengan harapan panti asuhan akan lebih mandiri secara ekonomi, bahkan bisa memberi," ujar Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement