Kamis 10 Dec 2020 20:12 WIB

Satgas: Gotong Royong Vaksinasi Bentuk Herd Immunity

Vaksinasi saja tak cukup, masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Fuji Pratiwi
 Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Satgas Penanganan Covid-19 memina sebanyak mungkin masyarakat perlu divaksin agar tercipta herd immunity atau kekebalan komunitas nantinya.
Foto: Wika
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Satgas Penanganan Covid-19 memina sebanyak mungkin masyarakat perlu divaksin agar tercipta herd immunity atau kekebalan komunitas nantinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta masyarakat agar tidak ragu menjalani vaksinasi. Sebanyak mungkin masyarakat perlu divaksin agar tercipta herd immunity atau kekebalan komunitas nantinya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, kekebalan komunitas inilah yang bisa melindungi orang-orang yang tak bisa mendapat vaksin dengan alasan kesehatan tertentu. 

Baca Juga

"Perlu diingat, tujuan utama vaksinasi di masa pandemi adalah terciptanya kekebalan kelompok atau herd immunity. Meskipun, vaksinasi pada individu menciptakan kekebalan pada si individu," kata Wiku dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kamis (10/12). 

Karenanya, Wiku melanjutkan, prinsip gotong royong memang perlu diterapkan dalam vaksinasi nanti. Masyarakat yang sehat dan punya akses terhadap vaksin, sebisa mungkin menjalani vaksinasi. Dengan begitu, ruang gerak virus untuk menginfeksi manusia akan semakin sempit. 

"Kekebalan komunitas dapat dicapai apabila masyarakat yang sehat dan memenuhi kriteria melakukan vaksinasi. Sehingga dalam jumlah yang memadai akan tercipta herd immunity sekaligus melindungi kelompok yang tidak dapat divaksinasi," kata Wiku. 

Namun di luar vaksinasi yang segera dijalankan, Wiku mengingatkan masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan. Menurutnya, penanganan Covid-19 secara keseluruhan bisa diibaratkan sebagai jajaran lapisan keju Swiss yang berongga. Kondisi tersebut menggambarkan setiap lapisan keju saling menutup lubang di depan atau belakangnya. 

"Satu upaya pengendalian saja tidak akan cukup efektif kalau tidak disertai upaya lain yang menutup kekurangan masing-masing dan saling melengkapi," kata Wiku. 

Artinya, langkah vaksinasi di level nasional pun harus tetap diikuti kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan di setiap kegiatan. Wiku menyebutkan, masyarakat tetap perlu menjalankan 3M yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sementara pemerintah juga tetap gencar menjalankan 3T yakni tracing (pelacakan), testing (pengetesan), dan treatment (perawatan). 

"Ingat, vaksinasi akan berjalan efektif apabila kita disiplin jalankan protokol kesehatan," kata Wiku. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement