REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) terus mendorong petani untuk meningkatkan budidaya komoditi bawang merah untuk menekan inflasi di Bangka Belitung. Minimnya produksi bawang merah di Bangka Belitung menyebabkan tingkat inflasi di Babel tinggi.
"Sehingga kami berupaya mendorong petani meningkatkan produksi bawang merah melalui bantuan umbi bawang kepada 16 kelompok tani yang tersebar di Bangka Tengah," ujar Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman saat memberi sambutan di hadapan petani di kebun bawang merah milik Budiman yang terletak di Desa Lubuk Besar, Senin (2/11), dalam siaran persnya.
Di hadapan petani, Gubernur Erzaldi mengajak petani agar tidak takut untuk menanam bawang merah. Menurutnya, tanaman bawang merah punya potensi besar untuk dikembangkan di Bangka Belitung khususnya Bangka Tengah.
"Sejak tahun 2018, Bangka Tengah telah ditetapkan sebagai sentra bawang merah oleh Kementerian Pertanian RI. Kami akan terus support, tanaman ini memang belum banyak tetapi, kami akan terus melakukan pendampingan dan bantuan ke petani. Jadi, jangan takut," tegasnya.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Deputi Kepala Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Babel, Edi Josinar Purba mengatakan, bawang merah merupakan salah satu komoditas pangan strategis.
"Hal ini tidak terlepas dari ketergantungan kita terhadap bawang merah yang didatangkan dari luar Bangka Belitung. 96 persen kebutuhan bawang merah Babel didatangkan dari luar sehingga harganya mahal," ungkapnya.
Dijelaskan lagi bahwa, laju perkembangan bawang merah di Babel sejak 5 tahun mengalami peningkatan yang signifikan yakni, mulai dari 15,2 ton pertahun pada tahun 2015, menjadi 170 ton pada tahun 2019.
"Ini sejalan dengan peningkatan lahan menjadi 50 ha pada tahun 2019 dengan tingkat produksi 4,36 ton per/ha. Memang jauh dari tingkat produksi di pulau jawa yakni sekitar 10 ton per hektare (ha). Namun, itulah target yang harus kita kejar saat ini," ujarnya.
Untuk mendukung perluasan sentra bawang merah di Bangka Tengah pada kesempatan tersebut, Bank Indonesia menyerahkan bantuan berupa demplot bawang merah sebagai wadah interaksi dan belajar bagi petani untuk penanaman bawang merah dan gudang pascapanen kapasitas 50 ton serta instore dryer dengan kapasitas 12 ton.
Gubernur Erzaldi menilai potensi bawang merah di Babel sangat besar. Harapannya, ke depan akan muncul sentra bawang yang lebih luas agar pemerintah dapat terus bisa menggulirkan dukungan yang lebih besar lagi.
"Minimal lahan ini dapat diperluas sampai 25 ha sehingga, memungkinkan bagi kami untuk memberi bantuan berupa alat-alat pertanian juga sistem irigasi," ungkapnya.
Tidak lupa, Gubernur Erzaldi juga mengajak masyarakat untuk berinovasi memanfaatkan komoditi bawang merah menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Desa Lubuk.
"Kami harap petani dengan didampingi penyuluh menggunakan strategi waktu tanam agar harganya tetap tinggi. Selain itu, komoditi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu produk UMKM dari Desa Lubuk misalnya diolah menjadi bawang goreng yang nilai jualnya pasti lebih tinggi," ujarnya.
Mengakhiri kegiatan, Gubernur Erzaldi beserta Deputi Kepala Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta pejabat Pemprov Babel dari dinas terkait memberikan bantuan kepada petani secara simbolis berupa instore dryer, bangunan bangsal pascapanen, demplot bawang merah, bibit cabai merah, bibit bawang merah, bangunan bangsal cabai merah, dan alat dan mesin pertanian.