REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menepis adanya anggapan kaderisasi di PPP tidak berjalan optimal. Ia menjelaskan, pengkaderan di PPP tetap berjalan meski dari waktu ke waktu memerlukan peningkatan kualitas.
"Di PPP terdapat tiga jenjang perkaderan melalui latihan kepemimpinan dan kaderisasi (LKK) tingkat dasar, menengah dan utama," kata Arsul kepada Republika, Selasa (27/10).
Sejumlah nama dari eksternal PPP diisukan bakal meramaikan bursa calon ketua umum PPP. Menurutnya berlebihan jika munculnya nama-nama eksternal tersebut kemudian dianggap bahwa kaderisasi di PPP tak berjalan baik.
"Terkait dengan caketum dari eksternal itu karena kami sebagai penyelenggara Muktamar ingin agar Muktamar PPP kali ini lebih partisipatif, ruang peran dari seluruh jajaran PPP dibuka lebih lebar," ujarnya.
Sejumlah nama kandidat muncul seperti Suharso Monoarfa, M. Mardiono, Ahmad Muqowam, Arsul Sani, Amir Uskara. Selain dari jajaran internal, ada juga dari eksternal Sandiaga Uno, dan setengah internal-eksternal seperti Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul). "Kenapa keduanya disebut 'setengah internal-eksternal' ya karena dulu keduanya pernah jadi kader PPP, duduk di kepengurusan DPP PPP," ucapnya.
Sebelumnya kemunculan nama-nama di luar internal PPP disoroti sejumlah pengamat politik. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai munculnya sejumlah nama tokoh eskternal PPP tersebut membuktikan bahwa ada krisis kepemimpinan di partai berlambang Kabah tersebut.
"Ya kalau orang dalam mengusulkan ya tentu ada krisis kepemimpinan di PPP ini, artinya temen-temen PPP ini tidak terlampau confidence (percaya diri) dengan nama-nama yang ada saat ini termasuk Pak Suharso," ucapnya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai hal tersebut menunjukan kaderisasi di tubuh PPP tak berjalan baik. "Kalau kaderisasi kepemimpinan berjalan dengan baik tentu tidak perlu PPP harus mengambil pemain luar, ini yang terjadi, PPP tidak punya figur atau tokoh yang bisa diandalkan, sehingga sepertinya PPP kurang percaya diri mengusung kadernya sendiri," kata Pangi.