Rabu 21 Oct 2020 18:40 WIB

Kasus Covid-19 Berpotensi Naik, Wisatawan Diminta Waspada

Libur panjang berpotensi menggerakkan sektor pariwisata, tapi risiko tertular naik.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pengunjung menikmati kawasan Jam Gadang di Bukittinggi, Sumatera Barat. ilustrasi
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah pengunjung menikmati kawasan Jam Gadang di Bukittinggi, Sumatera Barat. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Epidemiolog Universitas Andalas Defriman Jafri mengingatkan pemerintah di Sumatra Barat melakukan langkah antisipasi menjelang liburan panjang sejak 28-31 Oktober 2020. Libur panjang kali ini karena momentum libur nasional peringatan Maulid Nabi Muhanmmad SAW, cuti bersama dan dilanjutkan libur akhir pekan.

Defriman menyebut adanya potensi arus wisatawan masuk ke Sumbar dari provinsi lain seperti Riau, Jambi dan Bengkulu.

Baca Juga

"Kita ketahui bahwa Sumbar adalah destinasi wisata bagi provinsi tetangga. Masa pandemi mungkin tidak menyurutkan minat wisatawan ke Sumbar. Jadi kita harus antisipasi supaya libur panjang ini tidak memperparah penularan covid-19," kata Defriman melalui diskusi virtual, Rabu (21/10).

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand ini menyebut angka kasus positif covid-19 di Sumbar masih belum memperlihat tanda-tanda penurunan. Masuknya arus wisatawan ke Sumbar menurut Defriman tidak hanya membahayakan warga Sumbar, tapi juga wisatawan itu sendiri.

Untuk itu menurut dia, pemerintah harus membuat langkah antisipasi. Pengelola lokasi wisata disarankan harus memiliki SOP protokol kesehatan yang ketat.

Defriman mengingatkan situasi covid-19 di Sumbar pasca lebaran Idul Adha tahun ini. Sebelum Idul Adha, penambahan kasus positif covid-19 di Sumbar hanya di angka di bawah 10 dan paling banyak belasan kasus. Pasca Idul Adha, penambahan kasus melonjak mulai dari 40 kasus sehari sekarang bahkan sudah mencapai 500 lebih kasus positif dalam satu hari.

Defriman menyebut angka testing di Sumbar memang tinggi karena kemampuan Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dibantu Laboratorium Vetenerir Baso yang cukup baik. Tapi kenyataannya menurut Defriman masifnya angka testing di Sumbar belum berdampak para penurunan kasus.

"Jumlah testing yang tinggi, tapi jumlah positif juga naik, tentu belum pasti memutuskan mata rantai penyebaran, harusnya jumlah testing tinggi dan jumlah positif menurun," katanya.

Kehadiran wisatawan ke Sumatra Barat memang akan baik bagi perekonomian di Sumbar. Defriman tidak menampik hal itu. Defriman mengingatkan supaya pemerintah tidak luput melakukan pengawasan supaya wisatawan dan pengelola destinasi wisata sama-sama disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sumbar  Jasman Rizal mengatakan pariwisata adalah salah satu penggerak perekonomian masyarakat. "Salah satu tujuan wisata karena masyarakat sudah jenuh, persoalan akan lebih banyak, pemerintah juga tetap lakukan pengontrolan,  kalau tidak dilakukan pengontrolan, membludak, pandemi ini," ucap Jasman.

Pemerintah kata Jasman melakukan tes swab di rumah makan, restoran, hotel dan lainnya sebagai bentuk pencegahan covid-19 dan memberikan kenyamanan kepada wisatawan. Hotel yang telah melakukan tes swab dan ditemukan kasus positif bisa dikatakan aman dari penularan karena telah ditindaklanjuti.

Gubernur Sumbar beberapa hari lalu juga sudah mengeluarkan surat edaran agar rumah makan dan restoran wajib melaksanakan tes swab untuk memastikan aman dari covid dan tamu yang datang terjamin aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement