Selasa 20 Oct 2020 20:50 WIB

 Pengamat: Gaya Kepemimpinan Jokowi Mirip Soeharto 

Jokowi lebih cenderung mengadopsi gaya kepemimpinan Soeharto dibanding Soekarno.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti.
Foto: Republika/Febryan.A
Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti mengkritisi gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di satu tahun periode kedua Jokowi-Maruf Amin. Menurutnya, gaya kepemimpinan Jokowi serupa dengan gaya kepemimpinan Presiden ke-2 RI Soeharto pada saat orde baru (orba).

"Kalau saya lihat satu tahun terakhir ini setidaknya saya merasa bahwa Pak Jokowi lebih cenderung mengadopsi gaya kepemimpinan Pak Harto dibanding Soekarno, dibanding dengan Pak Habibie," kata Ray dalam diskusi yang digelar Para Syndicate, Selasa (20/10). 

Ray mengatakan, kecenderungan tersebut terlihat dari bagaimana kebijakan pemerintahan Jokowi yang lebih menitiberatkan sektor ekonomi seperti infrastruktur dan investasi. Hal tersebut dinilai sama dengan kebijakan  pembangunan di era Presiden Soeharto.

"Kedua, punya tipikal sama-sama mengakumulasi kekuasaan pada satu tangan. Seperti kita ketahui sekarang Pak Jokowi didukung oleh mayoritas mutlak di DPR," ujarnya.  

Selain itu, Ray mengamati, tipikal orde baru yang juga terjadi di pemerintahan Jokowi yaitu dari aspek stabilitas politik dalam penegakaan hukum. Ia mencontohkan bagaimana aparat kepolisian dengan mudahnya menangkap dan memeriksa masyarakat hanya karena tuduhan hoaks dan ujaran kebencian. 

"Kalau zaman orde baru tentu disebut dengan mengganggu keamanan, mengganggu stabilitas, mengancam kedaulatan negara dan seterusnya," ujar Ray.

Tipikal selanjutnya, menurut Ray, yaitu pengumpulan pembiayaan pembangunan hingga lemahnya upaya pemberantasan korupsi. Terakhir ialah maraknya praktik dinasti politik. 

"Jadi ciri orde baru cirinya eranya Pak Jokowi di era kedua hampir sama," ungkap Ray. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement