Kamis 01 Oct 2020 08:37 WIB

Vaksin Covid-19, Harapan Jokowi dan Janji China kepada Dunia

China berjanji akan menjual vaksin Covid-19 kepada dunia dengan harga yang rasional.

Vaksin untuk Covid-19 ditampilkan selama kunjungan ke pabrik vaksin Sinovac di Beijing, Kamis (24/9). Sinovac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi kandidat vaksin Covid-19.
Foto: AP Photo / Ng Han Guan
Vaksin untuk Covid-19 ditampilkan selama kunjungan ke pabrik vaksin Sinovac di Beijing, Kamis (24/9). Sinovac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi kandidat vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Antara

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pemerintah terus bekerja keras menghadapi pandemi Covid-19 sekaligus menyiapkan vaksin untuk 170 juta sampai 180 juta orang di Indonesia. Ia berharap, pemberian vaksin ini akan bisa dilakukan pada akhir tahun atau pada awal 2021 nanti.

Baca Juga

“Moga-moga insyaallah nanti di akhir tahun atau awal tahun depan itu vaksinnya sudah bisa disuntikkan,” ujar Jokowi saat memberikan Bantuan Modal Kerja (BMK) di halaman tengah Istana Merdeka, Rabu (30/9).

Jokowi mengingatkan, pemerintah tak bisa bekerja sendirian menghadapi krisis saat ini. Seluruh pihak termasuk masyarakat harus membantu pemerintah menghadapi pandemi ini dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

“Ini memerlukan kerja keras kita semuanya,” tambahnya.

Hingga kini, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 masih mematangkan sasaran dan prioritas kelompok masyarakat yang akan mendapat vaksin Covid-19. Satgas menargetkan vaksinasi bisa dimulai pada awal 2021.

"Kami sedang mengkaji tentang sasaran prioritas vaksin sesuai dengan kelompok risikonya dan begitu juga dengan elemen yang diperlukan dalam vaksinasi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (29/9).

Pemerintah rencananya akan memberikan vaksin kepada enam kelompok masyarakat prioritas yaitu (1) petugas kesehatan yaitu 1.317.656 orang; (2) kontak erat 50 ribu orang; (3) pelayanan publik 715.766 orang; (4) masyarakat 92.286.877 orang; (5) tenaga pendidik 4.361.197 orang; (6) aparatur negara (pemerintah dan anggota legislatif) sebanyak 3.720.004 orang sehingga totalnya 102.451.500.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, dalam pemaparan media bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Rabu (30/9), menyatakan, uji klinis tahap III vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung saat ini telah berlangsung selama satu bulan lebih, dengan 1.620 relawan. Honesti mengeklaim, uji klinis tersebut menunjukkan hasil awal yang cukup baik tanpa laporan efek samping yang signifikan, dan ditargetkan selesai pada Mei 2021.

Sementara itu, Bio Farma akan mengajukan registrasi vaksin melalui mekanisme Otorisasi Penggunaan Darurat dengan menyampaikan laporan awal respons kekebalan tubuh pengguna vaksin, yang dijadwalkan pada Januari 2021.

"Sambil menunggu uji klinis selesai, persiapan produksi vaksin akan dimulai sejak bulan November sampai Desember 2020. Apabila uji klinis lancar, maka Bio Farma akan mulai memproduksi vaksin pada Januari 2021 mendatang," kata Honesti.

Honesti menambahkan, delegasi Sinovac telah melakukan kunjungan ke fasilitas Bio Farma pada 21-23 September 2020. Menurutnya, selain langkah transfer teknologi, Sinovac juga membicarakan komitmen perusahaannya untuk mengirim bahan baku vaksin Covid-19 secara bertahap, yakni 50 juta dosis pada November 2020 hingga Maret 2021, dan Bio Farma mengharapkan tambahan 210 juta dosis untuk April 2021 hingga Desember 2021.

In Picture: Begini Penampakan Pabrik Vaksi Sinovac di Beijing

photo
Seorang pekerja melewati logo di luar pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9). SinoVac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi kandidat vaksin COVID-19. Perusahaan farmasi terkemuka tersebut mengatakan vaksinnya akan siap pada awal 2021 untuk distribusi di seluruh dunia termasuk AS AP Photo / Ng Han Guan Galeri Foto - (AP Photo / Ng Han Guan)

Janji pemerintah China

Pemerintah China berjanji mendistribusikan vaksin Covid-19 ke negara-negara di seluruh dunia yang membutuhkannya dengan harga yang rasional. China merespons tuduhan bahwa vaksin Covid-19 produksi mereka akan dijual dengan harga mahal di pasaran.

"Vaksin dari berbagai negara masih dikembangkan. Tidak jelas berapa harganya. Tapi bagi China sudah jelas. Kami akan memberikan vaksin kami kepada dunia sebagai barang kebutuhan publik global dengan harga yang adil dan rasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam pernyataan tertulis, Kamis (1/10).

Pernyataan Wang tersebut untuk menanggapi laporan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh China akan lebih mahal daripada yang diproduksi oleh Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Wang menampik laporan tersebut dengan menyatakan China telah berjanji untuk menjadikan vaksin mudah diakses dengan harga terjangkau di negara- negara berkembang dan akan menjaga komitmen tersebut.

Wang menambahkan bahwa China akan memprioritaskan distribusi vaksin kepada negara-negara berkembang melalui berbagai cara, termasuk sumbangan dan bantuan gratis. China mengembangkan sedikitnya 11 jenis vaksin Covid-19, sebanyak sembilan di antaranya sudah memasuki uji klinis tahap III di China dan beberapa negara lain, termasuk Indonesia.

Kandidat vaksin yang dikembangkan Sinopharm dan Sinovac telah dipajang di salah satu anjungan pameran di Shanghai beberapa waktu lalu. Bahkan, sudah beredar pula harga untuk dua dosis sekitar 900 yuan atau sekitar Rp2 juta.

Sinovac Biotech China berharap tahun ini dapat memulai analisis data uji klinis tahap akhir pada calon vaksin Covid-19 buatannya. Sebab, hasil analisis berguna menentukan efektivitas vaksin sehingga dapat disetujui regulator.

Rencana tersebut secara luas menempatkan pengembang vaksin China sejajar dengan sejumlah pesaingnya dari negara Barat. Mereka tengah berlomba mengevaluasi keampuhan vaksin buatannya hanya beberapa bulan usai uji klinis Tahap III.

Produsen obat AS, Pfizer, akan mengetahui keampuhan vaksin eksperimentalnya pada Oktober. Sementara Moderna mengatakan analisis sementara dari data uji klinis vaksin mereka diharapkan dilakukan pada November.

"Sinovac dapat mulai menilai kemampuan CoronaVac bagi perlindungan masyarakat segera setelah peneliti mengamati sedikitnya 61 pasien Covid-19," kata CEO Sinovac Yin Weidong dalam konferensi pers, Kamis (24/9) seperti dilansir Reuters.

Diketahui, China menyertakan CoronaVac Sinovac ke dalam program penggunaan darurat yang diluncurkan pada Juli. Namun, uji klinis tahap akhir di luar negeri belum rampung sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli soal keamanan vaksin tersebut.

Yin menegaskan, perusahaan siap bekerja sama dan berbagi data dengan negara lain mengenai penggunaan darurat jika mereka membutuhkan program tersebut. Perusahaan juga sedang membahas uji klinis Tahap III dengan sejumlah negara, termasuk Cile.

"Setiap negara memiliki opsinya sendiri mengenai otorisasi penggunaan darurat," kata Yin.

photo
Harga vaksin Covid-19 dari Sinopharm China - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement