REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengintruksikan kepada seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kemendes PDTT untuk menggunakan pakaian batik selama satu bulan yang disebut dengan Bulan Swadesi.
Penggunaan batik selama satu bulan, kata Abdul Halim atau yang akrab disapa Gus Menteri ini merupakan salah satu bagian dari kampanye Kemendes PDTT melalui gerakan Yang Terbaik Yang Terbatik.
"Gerakan ini juga merupakan bagian dari upaya kita bangga buatan indonesia. Karena, tidak ada batik produk lain selain Indonesia," kata Menteri Desa PDTT, Rabu (30/9).
Tidak hanya kepada seluruh pejabat dan pegawai dilingkungan Kemendes PDTT, Gus Menteri juga minta kepada seluruh pendamping desa untuk mengajak kepala desa beserta perangkat desanya serta masyarakat desa untuk menggunakan batik.
Lebih lanjut, Abdul Halim menyampaikan bahwa pelaksanaan penggunaan batik selama satu bulan yang seharusnya dijadwalkan pada November. Namun, mengingat hari batik nasional jatuh dibulan Oktober.
Maka, pelaksanaan penggunaan batik selama satu bulan telah di agendakan mulai 25 september lalu hingga 25 Oktober mendatang.
"Yang pasti kita melakukan gerakan memakai batik mulai dari Kemendes PDTT sampai desa, sampai pendamping hingga sampai ke warga masyarakat desa se -Indonesia dan kita menekankan pada penggunaan produk indonesia. Karena tidak ada batik yang produk lain," katanya.
Agenda lain dalam kampanye itu yaitu Nge-Gowes Berbatik yang dilaksanakan setiap Hari Jumat yang dimulai 25 September hingga 30 Oktober 2020 dengan rute Kantor Kemendes di Kalibata menuju ke Kantor Muis.
Kegiatan itu menunjukkan kepada khalayak ramai jika Batik pun bisa digunakan untuk aktifitas lain seperti rekreasi ataupun aktifitas olahraga termasuk bersepeda. Peserta Gowes ini bakal kenakan batik tapi tetap mengutamakan protokol kesehatan.