REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tidak khawatir atau takut dengan penelusuran kontak yang dilakukan petugas kesehatan. Langkah itu penting guna menelusuri orang-orang yang pernah terlibat kontak erat dengan satu orang positif Covid-19 selama 14 hari terakhir.
"Jadi kami ingatkan kepada masyarakat Indonesia agar tidak takut untuk dilakukan penelusuran kontak atau jangan sampai juga kita berbicara bohong 'saya enggak pernah serumah (dengan pasien Covid-19)', padahal serumah," kata anggota Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Dr. Dewi Nur Aisyah dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Rabu.
Dewi mengatakan bahwa penelusuran kontak tersebut sangat penting dilakukan guna mengungkap orang-orang yang pernah berhubungan erat dengan satu pasien Covid-19. Dengan begitu, mata rantai penularan Covid-19 bisa diputus.
"Jadi jangan sampai (berbohong). Kenapa? Karena dengan berbohong ke petugas dapat mengakibatkan penularan yang berlanjut kepada orang-orang di sekitar," katanya.
Kejujuran orang-orang yang ditelusuri riwayat kontaknya itu, menurut Dewi, dibutuhkan agar petugas medis benar-benar dapat memahami kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan. Petugas diharapkan dapat mengungkap kemungkinan orang lain yang terinfeksi Covid-19 akibat pernah berhubungan erat dengan satu pasien yang dilaporkan.
Dewi mengatakan, dengan melakukan penelusuran terhadap satu orang yang dilaporkan positif tersebut, petugas medis dapat menemukan pohon faktor lain yang berpotensi menjadi sumber penularan lain di tengah masyarakat. Dengan mengetahui secara dini orang-orang yang berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19, risiko penyebaran virus berbahaya itu dapat segera diputus.