Senin 14 Sep 2020 18:52 WIB

Menumpuk, Lab Unand Bantu Periksa Spesimen Covid Nasional

Saat ini terjadi penumpukan sampel Covid-19 secara nasional

Kepala Laboratorium Pusat Diasnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc
Foto: Republika/Febrian Fachri
Kepala Laboratorium Pusat Diasnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG  - Laboratorium Biomedik, Diagnostik, dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Universitas Andalas (Unand) Padang membantu pemeriksaan spesimen cairan saluran pernapasan untuk pengujian Corona Virus Disease (Covid-19) nasional karena saat ini terjadi penumpukan sampel.

"Saya dihubungi Kepala BNPB Doni Monardo, salah satu masalah nasional saat ini adalah sampel menumpuk dan Unand diminta membantu dan dikirim 1.500 sampel untuk diperiksa," kata Kepala Laboratorium Biomedik, Diagnostik, dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Unand Padang Dr Andani Eka Putra, Senin (14/9).

Dia menjelaskan dalam rangka menunjang pemeriksaan tersebut, BNPB berkomitmen menambah semua fasilitas mulai dari mesin ekstraksi menjadi empat dan mesin PCR dua lagi.

"Jadi pemeriksaan sampel dari luar Sumbar tidak akan mengurangi alokasi pemeriksaan Sumbar," kata dia.

Andani mengakui saat ini pihaknya kewalahan karena terjadi penumpukan sampel untuk diperiksa di Sumbar.

"Terakhir sampel yang diperiksa adalah masuk pada 9 September, sedangkan sekarang sudah 14 September, artinya rata-rata hasil baru keluar lima hari," ujarnya

Ia menyebutkan biasanya dalam satu hari kapasitas pemeriksaan sampel 2.500 sampai 3.000 dan dalam pekan ini ditingkatkan hingga 5.000 sampel.

"Untuk tenaga labor juga akan ditambah 10 orang dari 70 menjadi 80 orang sehingga maksimal paling lama tiga hari hasil keluar mengingat kecepatan mendeteksi akan bagus untuk pencegahan," lanjutnya.

Ia berpendapat, jika temuan kasus banyak tidak perlu khawatir karena merupakan upaya memutus mata rantai penularan virus tersebut.

Pada sisi lain, ia mengemukakan saat ini angka positif rate Covid-19 di Sumbar mengalami kenaikan dari sebelumnya di bawah satu persen menjadi tiga hingga empat persen.

"Kenaikan ini terjadi selepas Idul Adha dan solusinya adalah memperbanyak 'testing'," kata dia.

Terkait dengan upaya menekan penularan di Sumbar, ia menilai lebih efektif dilakukan pembatasan seperti pelarangan ke luar provinsi, melarang pesta pernikahan yang melibatkan orang banyak.

Selain itu, pihaknya akan mengembangkan konsep "nagari tageh" sehingga peraturan pencegahan sampai ke level nagari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement