REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit penanganan Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) mengklaim telah melakukan peningkatan kapasitas tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU di Rumah Sakit (RS) rujukan dan RS nonrujukan pada Maret 2020 sampai Agustus 2020.
"Namun peningkatan tersebut diikuti pula dengan peningkatan jumlah pasien yang dirawat di RS," kata Airlangga, dalam keterangan pers, Jumat (11/9).
Secara nasional kapasitas fasilitas kesehatan dinilai masih memadai. Ia juga mengatakan tingkat keterisian masih di bawah 50 persen yang artinya ketersediaan tempat tidur masih sangat cukup.
Tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU pada Rumah Sakit (RS) rujukan di delapan provinsi prioritas, dari seluruh tempat tidur yang ada di ruang ICU, rata-rata tingkat keterisian sebesar 46,11 persen. Sementara dari seluruh tempat tidur yang ada di ruang isolasi rata-rata tingkat keterisian sebesar 47,88 persen.
Khusus fasilitas di RS Wisma Atlet, ia mengatakan masih terdapat ruang isolasi yang tersedia termasuk rencana optimalisasi beberapa tower yang ada.
"Tower yang dimaksud antara lain Tower enam dan Tower tujuh yang berfungsi sebagai RS dan Tower lima sebagai flat isolasi mandiri," katanya.
Pemerintah juga berencana menanggung biaya pemanfaatan hotel bintang dua dan hotel bintang tiga untuk tempat isolasi pasien Covid-19. Dengan begini, pemerintah berkomitmen akan terus menambah kapasitas tempat tidur, tenaga kesehatan, dan fasilitas pendukung atau obat-obatan.
Pemerintah akan menggalakan Kampanye Nasional memakai masker, penerapan protokol kesehatan menjaga jarak dan mencuci tangan dengan format kampanye nasional. Airlangga mengapresiasi Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Ia menyatakan bahwa aktivitas ekonomi di daerah-daerah tersebut tetap berjalan dan industri tetap bisa berproduksi normal dengan protokol Covid-19. Hal ini tercermin dari meningkatnya PMI Manufaktur ke level ekspansi di 50,8.
Airlangga mengemukakan beberapa usulan program sedang disiapkan operasionalisasinya. Usulan-usulan program tersebut antara lain beli produk UMKM, tambahan LPDB, voucher pariwisata, hibah pariwisata, dan termasuk perluasan Banpres Produktif.
Dengan total anggaran sebanyak Rp 203,90 triliun di tahun 2020 dan Rp 110,2 triliun di 2021, program Perlindungan Sosial meliputi PKH, Sembako, Bansos, Kartu Pra Kerja, Diskon Listrik, dan BLT akan terus dioptimalkan. Hal ini dilakukan untuk meningkatan sisi permintaan.