REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kasus-kasus konfirmasi positif Covid-19 baru di Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini tergolong simptomatik atau memiliki gejala. Sebab, tim pelacakan hanya menguji swab kontak-kontak erat yang memiliki gejala ringan hingga berat.
Kasi Survilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel, Yusri, Senin (31/8), mengatakan, sejak awal Agustus tim tidak lagi menguji swab kontak kasus yang tidak memiliki gejala. Hal ini sesuai petunjuk Bab V Manajemen Klinis dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020.
"Hanya tenaga kesehatan yang tetap diuji swab walau tidak bergejala," ujarnya.
Menurut dia, kontak-kontak tidak bergejala tetap dianjurkan isolasi mandiri selama 14 hari meski tidak diuji swab. Sementara kontak bergejala ringan hingga sedang juga cukup menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.
Kasus-kasus simptomatik di Sumsel mayoritas bergejala ringan-sedang sehingga cukup dilakukan pemantauan sampai sembuh. Selain itu, ia mengatakan, tidak perlu uji ulang swab dalam memastikan kesembuhannya.
Sementara dampak dari perubahan kategori uji swab tersebut membuat jumlah sampel yang diperiksa menurun. Namun di satu sisi, jumlah kasus simptomatik meningkat sejak awal agustus 2020.
Saat ini, sampel yang masuk secara kumulatif di Sumsel berkisar 300 - 400 sampel per hari, berbeda dibandingkan periode April-Juni yang bisa mencapai 800 sampel per hari.
"Sedangkan kapasitas uji swab PCR di Sumsel sekarang sudah bisa ribuan sampel per hari, karena laboratorium PCR tidak hanya BBLK Palembang," tambahnya.
Ia menyebut terdapat delapan laboratorium PCR yang ditunjuk secara resmi untuk menguji swab, yakni BBLK Palembang, BTKL Palembang, RSUP Muhammad Hoesin Palembang, RS Pusri Palembang, RS Bhayangkara Polda Sumsel, RSUD Siti Fatimah Palembang, RSUD Sekayu dan RS Bunda Lubuklinggau.
Dinkes mencatat hingga 30 Agustus terdapat 21.421 orang di Sumsel sudah menjalani uji swab, 4.401 orang di antaranya terkonfirmasi positif COVID-19, dengan kasus simptomatik mencapai 1.835 kasus dan asimptomatik 2.566 kasus. "Walau sampel yang masuk menurun namun tim di lapangan tetap melacak kontak kasus, tapi dari 10 kontak yang dilacak misalnya, yang diuji swab mungkin hanya tiga orang saja," kata Yusri menjelaskan.
"Kalau kemarin-kemarin siapa saja yang berkontak harus uji swab, tapi sekarang tidak perlu, kontak yang bergejala saja yang diuji swab," katanya menegaskan.