Jumat 28 Aug 2020 16:08 WIB

Risma Ngaku Belum Tahu Calon Penerusnya

Risma mengaku dimintai pendapat sosok yang layak menggantikannya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Antara/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengakui diminta masukan oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait sosok yang layak menggantikannya dan bisa dicalonkan di Pilwali Surabaya 2020. Namun, kata Risma, seluruh anggota DPP juga dimintai masukan yang sama. Risma menwgaskan, untuk keputusan, sepenuhnya ada di tangan Megawati.

"Kalau diminta semua anggota DPP itu semua diminta, bukan hanya saya sebagai Wali Kota Surabaya yang akan diganti gitu. Tapi memang keputusannya hak prerogatifnya ada di Ketua Umum. Itu ada pasal-pasalnya," ujar Risma di Surabaya, Jumat (28/8).

Hingga saat ini, DPP PDI Perjuangan belum menurunkan rekomendasi untuk bakal pasangan calon yang akan berkontestasi di Pilwali Surabaya 2020. Risma pun mengaku belum mendapat bocoran terkait nama yang dipilih Megawati untuk maju Pilkada Surabaya 2020.

"Waktu saya pun (dipilih jadi Bacawali Surabaya) juga gak tahu, tapi ibu (Megawati) melihat pada orang yang punya visi," ujarnya.

Risma mengaku tidak merekomendasikan nama ke Megawati. Tapi, orang yang layak memimpin Surabaya adalah yang memiliki visi perencanaan kota yang baik. Dia mencontohkan saat awal-awal Risma jadi Wali Kota sering menerjemahkan visi Megawati Soekarnoputri.

"Saya buka dengan beberapa teman, coba dengar ibu Mega. Ibu Mega itu sangat visioner. e-Procurement itu Kepresnya jaman ibu Mega. Di Surabaya saya buat 2003, digunakan Nasional 2010. Kemudian e-Budgeting, Surabaya dengan uang segini kok bisa bangun. Karena mulai awal efisiensi," kata Risma.

Risma lantas menceritakan saat rekomendasi maju Pilwali Surabaya di periode kedua ketika dia akhirnya dipasangkan dengan Whisnu Sakti Buana. Dia menceritakan saat itu rekomendasi tidak turun-turun tapi ternyata kemudian Hasto Kristiyanto sendiri yang membawa rekomendasi itu ke Surabaya.

"Saat itu semua bingung rekomku gak turun-turun tapi ternyata kalau Tuhan menghendaki Pak Hasto sendiri yang mengantar rekom itu ke sini. Jadi kalau begitu itu percayakan pada Tuhan yang maha kuasa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement