REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengkritik tiga kegiatan yang memicu kerumunan ribuan massa di tengah pandemi yang masih berlangsung. Tiga acara tersebut adalah acara sepeda santai yang digelar di Kota Padang pada Ahad (16/8), acara musik di wisata alam Jumprit Temanggung pada Sabtu (15/8), dan deklarasi aksi di Tugu Proklamasi Jakarta pada Selasa (18/8) ini.
Juru Bicara Satgas, Wiku Adisasmito, berharap masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan. Ia pun meminta penyelenggara acara dan pemerintah daerah lebih peka dalam mengontrol acara-acara serupa agar kerumunan massa yang masif tidak terjadi lagi di tengah pandemi Covid-19.
"Pertama ada kegiatan sepeda santai yang diikuti oleh lebih dari 3.000 orang di Padang. Terlihat banyak kerumunan yang cukup dekat dan sebagian tidak menggunakan masker," ujar Wiku dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (18/8).
Acara sepeda santai yang dimaksud Wiku adalah kegiatan Gowes Siti Nurbaya Adventure 2020 yang digelar oleh Pemkot Padang. Bahkan, pemkot mengklaim bahwa acara yang digelar untuk memperingati HUT Kota Padang dan HUT RI ini diikuti sekitar 5.000 peserta.
"Kedua, ada pertunjukan live music yang dihadiri oleh ribuan orang di wisata alam Jumprit Temanggung, Jawa Tengah. Ini terlihat banyak sekali yang tidak gunakan masker," kata Wiku.
Acara musik tersebut digelar oleh seorang youtuber dengan antusiasme warga yang membludak. Warganet juga ramai di media sosial mengecam acara tersebut karena dikhawatirkan memunculkan klaster Covid-19 yang baru. Wiku pun mengingatkan masyarakat agar benar-benar menjalankan protokol kesehatan, terutama menggunakan masker saat berkegiatan di luar rumah.
Kegiatan ketiga yang dikritik adalah aksi masyarakat di Tugu Proklamasi Jakarta pada Selasa (18/8) ini. Acara itu merupakan deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Wiku menengarai adanya kerumunan massa dengan jumlah yang banyak dan jarak yang berdekatan.
"Sebagian ada yang mengguanakan masker dan cukup banyak yang tidak menggunakan masker. Atau maskernya digunakan tapi diturunkan di dagu," kata Wiku.
Wiku mengingatkan masyarakat akan ancaman penambahan klaster akibat banyaknya acara yang menyedot keramaian warga tanpa adanya protokol kesehatan seperti di atas. Berdasarkan data, ada 49 kabupaten/kota dengan status risiko penularan Covid-19 meningkat dari zona kuning ke zona oranye atau zona risiko rendah ke sedang.
"Jadi kembali lagi mohon agar kita disiplin gunakan masker dan jaga jarak. Karena apa yang terjadi tadi ada refleksi kegembiraan masyarakat sehingga lupa atau mengesampingkan protokol kesehatan," kata Wiku.