REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) rutin menggelar senam pernapasan rutin yang diikuti oleh pasien Covid-19 yang telah sembuh. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, senam pernapasan yang digelar saban Sabtu di Taman Harmoni dan Taman PUPR, untuk meningkatkan fungsi pernapasan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.
“Untuk saat ini kami menggelarnya di dua taman tersebut. Masing-masing taman kapasitasnya 75 orang. Jadi totalnya 150 orang,” kata Febria di Surabaya, Jumat (14/8).
Febria mengatakan, agar pelaksanaan senam pernapasan di Surabaya bisa lebih masif, PDPI juga bakal melatih 10 calon instruktur senam dari perwakilan Puskesmas, serta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya. Menurutnya, hal itu penting dilakukan supaya senam pernapasan dapat digelar merata di seluruh wilayah di Surabaya.
“Kalau untuk Puskesmas itu sebenarnya kami punya yang namanya PJ (penanggung jawab) olahraga. Mereka yang secara khusus dilatih. Dari situ PJ olahraga dapat menularkan atau mengajarkan kepada Puskesmas lainnya. Nanti mereka bisa memimpin senam pernapasan di Puskesmasnya,” ujar Febria.
Febria menjelaskan, ketika para calon instruktur dari Puskesmas dan Dispora itu sudah mahir atas bimbingan PDPI, harapannya ke depan lokasi senam dapat tersebar di berbagai titik. Misalnya, Surabaya barat, timur, dan utara secara bersamaan menggelar senam pernapasan. Selain itu pula, calon instruktur senam ini nantinya yang akan menyalurkan ilmu tersebut kepada rekan-rekannya.
“Kira-kira para calon instruktur senam ini butuh sekitar empat kali pertemuan karena sudah punya dasarnya. Jadi warga yang rumahnya barat tidak jauh-jauh ke Taman Keputih,” kata dia.
Sementara itu, untuk sosialisasi senam pernapasan ini, pihaknya melalui Puskesmas dan kelurahan akan mendorong dan mengajak warga yang telah sembuh Covid-19 agar ikut senam. Namun, mengingat kapasitas peserta senam pernapasan saat ini masih terbatas, maka pihak kelurahan melakukan pendataan terlebih dahulu.
“Jadi bergiliran tidak bisa sekaligus begitu. Namun semua akan terdata oleh kelurahan masing-masing. Misalnya Sabtu ini kelurahan dan kecamatan mana,” ujarnya.
Febria juga memastikan, selama pelaksanaan senam pernapasan berlangsung, pihaknya tetap menjalankan disiplin protokol kesehatan. Bahkan, sebelum dan setelah senam, peserta dan instruktur wajib mencuci tangan. “Di sana (lokasi senam) juga sudah ada wastafelnya. Jaga jarak itu pasti. Oleh karena itu, pemilihan lokasinya adalah taman. Selain luas juga indah, dan yang paling penting harus bahagia,” kata dia.