REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Kementerian Sosial merilis data penyandang disabilitas di Indonesia berjumlah 21,84 juta orang atau sekitar 8,56 persen penduduk. Setengah dari jumlah penyandang disabilitas ini adalah penduduk usia produktif. Hal ini menjadikan akses sosial dan ekonomi para penyandang disabilitas semakin terbatas, dengan minimnya mobilitas keseharian mereka.
Oleh karena itu, Yayasan Bahagia Bantu Sesama (BBS) berkolaborasi dengan tim dari Asosiasi Perempuan, Disabilitas, dan Lansia (APDL) menginisiasi program dan gerakan Bantu Langkah Sesama. Bantu Langkah Sesama merupakan inisiatif untuk memberikan bantuan kaki dan tangan palsu bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan. Program ini juga disertai dengan pendampingan bagi para penyandang disabilitas agar bisa lebih produktif dan berdaya.
BBS merilis Bantu Langkah Sesama di Bulan Agustus 2020 ini, sebagai salah satu wujud semangat kemerdekaan dengan membantu sesama yang membutuhkan. Harapannya, BBS bisa menghimpun dukungan masyarakat Indonesia dan stakeholder strategis lainnya agar semakin banyak para penyandang disabilitas yang bisa memperbaiki kondisi serta kualitas hidupnya.
''Yayasan Bahagia Bantu Sesama mentargetkan bisa membantu 50 penerima manfaat disabilitas yang memerlukan bantuan kaki atau tangan palsu di tahun 2020. Dalam payung program Bantu Langkah Sesama. Kami launching program Bantu Langkah Sesama di Bulan Agustus, sebagai wujud semangat kemerdekaan dengan berbagi dan membantu sesama yang membutuhkan,'' papar pendiri yayasan, dr. Rosita Hadi pada Rabu (13/08) di kantor pusat Yayasan Bahagia Bantu Sesama di Jalan Riung Galih No. 1, Gedebage, Bandung.
Dalam siaran pers yang diterima Republika, disebutkan Visi lembaga Yayasan Bahagia Bantu Sesama (BBS) yang didirikan di Bandung pada Juli 2020 ini adalah mewujudkan kebahagiaan bagi individu, masyarakat, bangsa Indonesia dan dunia melalui beragam inisiatif sosial kemanusiaan. Sejumlah inisiatif dan program sosial yang sudah dilaksanakan oleh BBS diantaranya adalah distribusi bantuan paket sembako serta daging Qurban bagi masyarakat terdampak krisis pandemik COVID-19, di sejumlah kawasan padat, kumuh, dan miskin di Bandung dan sekitarnya.
''Meskipun Yayasan yang baru berdiri, kami berupaya untuk menjadi bagian solusi untuk kebutuhan aktual serta perbaikan kondisi hidup masyarakat di area Bandung, Jawa Barat, hingga seluruh Indonesia – dengan dukungan dari pemerintah, mitra, donatur, hingga para relawan kemanusiaan yang sudah aktif berkolaborasi dengan BBS,'' ungkap Rosita.