Rabu 12 Aug 2020 09:04 WIB

Pengamat: Rekomendasi PDIP untuk Bacawali Surabaya Rumit

PDIP ekstra hati-hati di Pilkada Surabaya sehingga belum keluarkan rekomendasi.  

Ilustrasi Calon. Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya terbilang rumit.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Calon. Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya terbilang rumit.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya terbilang rumit. "Pertarungan relasi kuasanya yang sengit sehingga butuh waktu hingga last minutes," kata Surokim kepada wartawan di Surabaya, Selasa (11/8).

Menurut Surokim, hal ini karena hingga saat ini PDIP belum juga mengumumkan bakal pasangan calon untuk Pilkada Surabaya. Bahkan, DPP PDIP melalui DPD PDIP Jatim pada Selasa ini hanya mengeluarkan rekomendasi untuk bakal calon kepala daerah di lima kabupaten di Jawa Timur, yakni Tuban, Gresik, Banyuwangi, Ponorogo dan Lamongan.

Baca Juga

Dekan FISIP Universitas Trunojoyo ini melihat PDIP sangat ekstra hati-hati di Pilkada Surabaya sehingga belum kunjung mengeluarkan rekomendasi. "Menurut saya tetap menjadikan Surabaya sebagai liga pilkada penting sehingga pengambilan keputusan juga alot," kata Surokim.

Langkah PDIP yang tak kunjung mengumumkan hasil rekomendasi, dinilai Surokim ada plus dan minusnya. Untuk plusnya, bisa menyembunyikan kekuatan kepada lawan sekaligus bisa merusak fokus konsentrasi lawan.

"Tetapi minusnya persiapan pasangan calon akan relatif pendek. Sementara pilkada kali ini tidak biasa dan masuk kategori pilkada sulit yang butuh persiapan panjang dan ekstra keras," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, penundaan rekomendasi akan memberi sentimen elektoral pada PDIP di antaranya PDIP bisa mengontrol situasi dan sekaligus bisa mendapat efek rasa penasaran publik untuk menjadikan PDIP selalu menjadi episentrum isu pilkada.

"Jika hal itu bisa dikelola dengan baik akan bisa menguntungkan PDIP dengan menjadikan penasaran publik sebagai insentif elektoral jika bisa dikelola dengan tepat. Saya pikir itu juga bisa menjadi bagian dari strategi mengganggu konsentrasi lawan. Kendati harus juga diwaspadai bahwa pilkada ini memang tidak mudah bagi semua kontestan," ujarnya.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi mengatakan PDI Perjuangan akan mengumumkan pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota Surabaya paling lambat 19 Agustus 2020. "Ada empat tahap pengumuman calon kepala daerah dan terakhir 19 Agustus mendatang," ujarnya.

Kusnadi mengaku menerima informasi dari DPP PDI Perjuangan bahwa pengumuman calon kepala daerah tahap terakhir tidak melebihi 19 Agustus 2020 karena segera dilakukan sekolah politik bagi seluruh pasangan yang direkomendasi. Politikus senior yang juga Ketua DPRD Provinsi Jatim itu menyampaikan pasangan cawali-cawawali untuk Pilkada Surabaya sedang dimatangkan dan tidak lama lagi akan diumumkan bersamaan dengan daerah yang belum direkomendasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement