Kamis 30 Jul 2020 09:33 WIB

Ajip Rosidi Belum Sempat Rampungkan Kamus Besar Bahasa Sunda

Ada sejumlah peninggalan Ajip Rosidi yang perlu dilanjutkan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Ajip Rosidi. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ajip Rosidi. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Budayawan Sunda, Hawe Setiawan, mengungkapkan almarhum Ajip Rosidi memiliki keinginan untuk menerbitkan kamus besar bahasa Sunda selama hidupnya. Pekerjaan tersebut katanya sudah dilakoni ditemani oleh rekan-rekan kerjanya namun belum terealisasi karena Ajip meninggal dunia.

"Salah satu pekerjaan rumah Kang Ajip yang belum sempat terwujudkan mau menerbitkan kamus besar bahasa Sunda. Selama ini sudah digarap sama beliau dibantu beberapa rekan yang lebih muda (melakukan) pendataan," ujarnya saat dihubungi, Kamis (30/7).

Baca Juga

Ia melanjutkan, sepeninggal almarhum terdapat beberapa agenda budaya yang perlu dipikirkan kelanjutannya yaitu kegiatan Yayasan Budaya Rancage yang dilahirkan oleh almarhum. Menurutnya, fokus utama kegiatan itu memberikan hadiah sastra terhadap buku-buku dalam bahasa daerah seperti bahasa Sunda, Jawa, Bali, Lampung dan Batak serta Madura.

"Yang pertama ada beberapa agenda budaya perlu dipikirkan selanjutnya sepeninggal beliau yaitu kegiatan di seputar Yayasan Budaya Rancage. Kegiatan utamanya memberikan hadiah sastra terhadap buku-buku dalam bahasa daerah," katanya.

Menurutnya, penghargaan Sastra Rancage dilakukan sebagai wujud kritik sastra terhadap buku-buku sastra yang ditulis bahasa daerah serta mendorong tetap hidup kembali.

"Saya sebagai orang yang sempat dan tetap membantu meski tidak formal di Rancage ikut khawatir kelanjutan kegiatan tersebut meski saya yakin keluarga besar beliau akan punya kesanggupan untuk meneruskan warisan ini," katanya.

Selanjutnya, Hawe mengungkapkan kepustakaan almarhum di rumahnya yang berjumlah belasan ribu judul buku serta lukisan harus dipikirkan tentang pengelolaannya ke depan. Selain itu, terdapat koleksi majalah, kliping koran, catatan harian almarhum dan film yang banyak.

"Koleksinya sangat bagus untuk studi sastra dan budaya dan studi kemasyarakat umumnya di perpustakaan beliau sejak pulang dari Jepang banyak sekali itu harus dipikirkan pengelolaannya ke depan," katanya.

Hawe menambahkan, perpustakaan Ajip Rosidi di pusat studi Sunda harus turut mendapatkan perhatian termasuk meneruskan warisan almarhum melakukan pemutakhiran ensiklopedia Sunda. Katanya, beberapa penerbitan buku-buku Sunda yang harus diperhatikan meski sudah ada yang menangani.

Almarhum Ajip Rosidi, Sastrawan Indonesia meninggal Rabu (29/7) malam di rumahnya di Pabelan, Provinsi Jawa Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement