REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kondisi kasus covid secara global yang justru semakin meningkat dan mencapai 15,8 juta kasus dengan angka kematian hingga 640 ribu orang. Di beberapa negara, kasus positif covid kini semakin melaju pesat, seperti di Amerika Serikat yang sudah mencapai 4,2 juta kasus, di Brasil sebanyak 2,3 juta kasus, dan India 1,4 juta kasus.
Karena itu, dia meminta, agar penanganan covid-19 di Indonesia tak semakin menurun. Presiden ingin agar aura krisis penanganan covid saat ini tak hilang.
Hal ini disampaikannya saat membuka rapat terbatas pengarahan kepada Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan Covid-19 melalui video conference di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (27/7).
“Oleh sebab itu, hati-hati betul jangan sampai aura krisis itu sudah hilang. Semangat menangani krisis ini hilang atau turun,” ujar Jokowi.
Jokowi pun menegaskan, pembentukan komite penanganan pemulihan ekonomi nasional dan penanganan covid ini dilakukan untuk mengintegrasikan kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi. Kendati demikian, penanganan kesehatan tetap menjadi prioritas utama.
“Tidak boleh mundur sedikitpun. Aura krisis kesehatan ini harus digaungkan sampai nanti vaksin tersedia dan bisa digunakan secara efektif,” tambahnya.
Ia juga menekankan tak ada pembubaran satgas penanganan covid19 baik di pusat maupun di daerah dengan terbentuknya komite ini. Semua pihak harus terlibat bekerja keras menangani pandemi ini.
“Saya ingin di setiap posko yang ada baik di BNPB, di pusat, di daerah, di komite, itu kelihatan sangat sibuk ke sana ke sini. Kita auranya krisis ada,” ungkap Jokowi.