Senin 13 Jul 2020 13:45 WIB

Jokowi Mewanti-wanti Protokol di Sekolah Berbasis Asrama

Munculnya klaster Covid-19 di Secapa AD ikut menjadi perhatian Presiden Jokowi.

Rep: Sapto Andika Candra, Joko Suceno/ Red: Andri Saubani
Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD di Bandung, Jabar, terdeteksi positif Covid-19. Masyarakat di sekitar kawasan Secapa AD akan menjadi tes cepat sebagai upaya deteksi penyebaran Covid-19.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD di Bandung, Jabar, terdeteksi positif Covid-19. Masyarakat di sekitar kawasan Secapa AD akan menjadi tes cepat sebagai upaya deteksi penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti penyelenggara pendidikan berbasis asrama, seperti pesantren, agar secara ketat menjalankan protokol kesehatan. Hal ini menyusul temuan klaster baru di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung pada pekan lalu dengan 1.280 kasus positif sekaligus.

"Pesan presiden, terkait dengan kegiatan pendidikan yang berbasis agama. Sehingga ini harus menjadi atensi semuanya. Beberapa hari yang lalu sekolah TNI di Cimahi terdapat kasus positif dengan jumlah sangat banyak," jelas Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin (13/7).

Baca Juga

Pengelola pusat pendidikan berbasis asrama, baik pesantren, pendidikan militer, atau pendidikan lain yang memfasilitasi siswanya dengan asrama, diminta untuk lebih ketat lagi dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Diingatkan semua boarding school termasuk pesantren, untuk hati-hati. Karena kalau ada satu orang saja yang terpapar, maka potensi terpapar yang lain pun sangat tinggi," jelas Doni.

Selain itu, ujar Doni, presiden juga menekankan pentingnya memperluas pelacakan dan pengecekan apabila ditemukan ada satu saja kasus positif di lingkungan asrama. Pelacakan dan tes Covid-19 harus dilakukan bukan hanya kepada mereka yang bestatus PDP atau ODP, namun bagi orang tanpa gejala yang memang memiliki riwayat kontak dekat dengan pasien positif.

"Tentunya kalau positif harus betul-betul disiplin untuk melakukan karantina atau isolasi mandiri. Termasuk juga karantina atau isolasi yang disediakan oleh pemerintah di daerah," jelasnya.

Kabar terbaru dari klaster Secapa AD Bandung, jumlah kasus positif berkurang 98 orang. Terhadap mereka telah dilakukan tes swab kedua setelah sebelumnya dinyatakan positif. Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Secapa AD pada pagi ini tinggal 1.182 orang.

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, pada Sabtu (11/7), mengatakan, di Secapa TNI AD tercatat 1.280 orang positif corona. Sedangkan di Pusdikom tercatat 101 siswa positif corona.

Mereka yang di Secapa terdiri dari perwira siswa (pasis), staf dan pelatih Secapa, serta anggota keluarga personel  Secapa. Dari 1.280 yang dinyatakan positif,  991 diantaranya merupakan pasis, 283 staf dan pelatih, serta enam orang anggota keluarga staf dan pelatih. 

"Dari enam anggota keluarga, terdaat satu orang masih anak-anak," kata KSAD. 

Setelah dinyatakan positif corona mereka menjalani isolasi di lingkungan Secapa. Dari 1.280 yang dinyatakan positif, hanya 30 orang yang menjalani perawatan di RS Dustira (RS TNI AD), Kota Cimahi. 

"Sampai hari ini masih ada 17 orang yang dirawat di RS Dusrita. Sisanya sudah kembali ke Secapa untuk menjalani isolasi,’’ ujar Andika.

photo
Infografis Indonesia diprediksi jadi pusat Covid-19 ketiga di Asia - (Republika)

 

Dikatakan KSAD,  pasien yang menjalani perawatan di RS Dustira masuk dalam kategori ringan.  Ia mengatakan, hampir seluruh prajurit dan keluarga   yang dinyatakan positif corona  tidak ada yang memiliki gejala seperti  demam, batuk, dan sakit tenggorokan. ‘’Mereka (yang 17) dalam keadaan baik. Tidak ada gejala klinik yang diderita oleh ersonel dan anggota keluarga,’’ kata dia. n djoko suceno

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement