Senin 13 Jul 2020 08:05 WIB

KPU Harap Tingkat Partisipasi di Pilkada 2020 Meningkat

KPU menargetkan tingkat partisipasi pada pilkada serentak itu sebesar 77,5 persen.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Warga mengantre untuk melakukan pencoblosan pilkada serentak. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga mengantre untuk melakukan pencoblosan pilkada serentak. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilkada serentak 2020, bakal digelar pada 9 Desember mendatang. Tingkat partisipasi pemilih menjadi salah satu aspek untuk menilai sukses atau tidaknya pesta demokrasi tersebut.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi berharap, agar tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 dapat meningkat. "Menurut Economist intelelligence Unit (EIU) bahwa angka partisipasi itu ya ada pada kisaran 70 persen yang tanpa mobililasi, idealnya seperti itu," ujar Raka dalam sebuah diskusi, Ahad (12/7).

KPU sendiri telah menyusun target tingkat partisipasi pada Pilkada 2020. Apalagi, pemilihan tahun ini digelar saat pandemi virus Covid-19 berlangsung.

"Ini disekapati sebagai target kita, mudah-mudahan bisa terwujud yaitu sebesar 77,5 persen," ujar Raka.

Adapun tingkat partisipasi, kata Raka, tak hanya diukur dari datangnya pemilih ke tempat pemungutan suara (TPS). Tapi, juga dilihat dari rangkaian proses secara keseluruhan dari semua pihak.

"Tidak semata-mata bisa diukur dari kehadiran di TPS atau dari aspek angka-angka saja, tapi bagaimana dalam keseluruhan proses semua pihak dari sosialisasi, pendidikan pemilih," ujar Raka.

Sebelumnya, Senior Manajer Program International IDEA, Adhy Aman mengatakan, terdapat lima pemilihan elektoral di lima negara yang tetap berlangsung di tengah wabah virus corona pada Februari dan Maret 2020. Empat pemilihan diantaranya mengalami penurunan partisipasi pemilih.

Adhy menuturkan, pemilihan lokal di Queensland saat pandemi Covid-19, membuat tingkat partisipasi publik mengalami penurunan. Pemilihan sebelumnya partisipasi pemilih mencapai 83 persen, sedangkan pada 2020 menurun menjadi 77,5 persen.

Kemudian, pada pemilihan lokal di Perancis, penurunan partisipasi pemilih dari 63,6 persen menjadi 44,7 persen. Lalu, tingkat partisipasi publik dalam pemilihan legislatif Iran di 2020 menjadi 42,32 persen dari pemilihan sebelumnya sebesar 60,09 persen.

Sementara, penurunan partisipasi pemilih terbesar dialami pemilihan legislatif di Mali, dari 42,7 persen merosot ke 7,5 persen. Sedangkan, pemilihan lokal di Bavaria, ada peningkatan partisipasi publik dari 55 persen menjadi 58,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement