Ahad 12 Jul 2020 08:23 WIB

Munaslub Partai Berkarya Dibubarkan, Ini Kata Presidium  

Munaslub yang rencananya akan digelar di Hotel Grand Kemang tersebut merupakan legal.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Partai Berkaya,Tommy Soeharto.
Foto: Partai Berkarya
Ketua Umum Partai Berkaya,Tommy Soeharto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Penyelamat Partai Berkarya mengkritik adanya tindakan intimidatif yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto terhadap agenda musyawarah nasional luar bisa (munaslub) yang sedianya digelar Sabtu (11/7) pagi tadi. Ketua Steering Committee (SC) Munaslub Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang mengklaim bahwa munaslub yang rencananya akan digelar di Hotel Grand Kemang tersebut merupakan legal.

"Kegiatan munaslub ini kami legal dan orang-orang yang menyatakan munaslub ini ilegal atau tidak konstitusional itu kami abaikan," kata Badarudin dalam konferensi persnya melalui daring, Sabtu (11/7).

Badaruddin mengatakan, tadinya agenda munaslub dijadwalkan digelar pukul 10.00 WIB. Namun panitia memutuskan untuk menunda kegiatan tersebut usai lokasi munaslub didatangi Tommy Soeharto, sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso dan sekelompok orang berpakaian loreng kuning hitam. 

Kendati demikian Badaruddin mengatakan, bahwa munaslub tetap digelar secara terbatas. "Kami yang merasa waras harus mengalah dan menunda pelaksanaan munaslub untuk beberapa jam dan beberapa jam yang lalu telah kami laksanakan munaslub itu secara terbatas. Namun, tidak mengurangi keabsahan pelaksanaan munaslub ini karena secara administasi telah terpenuhi baik yang hadir kurang lebih 250 orang di Jakarta maupun yang mengikuti secara virtual di seluruh Indonesia," ujarnya.

Badaruddin mengatakan, pembubaran munaslub yang terjadi pagi tadi merupakan tindakan yang jauh dari sifat demokratis. Dia mengungkapkan, bahwa DPW dan DPD Partai Berkarya se-Indonesia selama ini juga mengkritisi pimpinan Partai Berkarya pada hasil Rapimnas III di Solo tahun 2018 lalu yang selama ini dinilai tidak adanya kemampuan kepemimpinan yang memadai.

"Cenderung otokrasi dan feodal, sangat jauh dari sifat atau amanat UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik di mana partai politik harus dikelola secara demokratis," ungkapnya.

Berdasarkan video yang beredar di media sosial terlihat Tommy Soeharto tengah menginstruksikan pendukungnya untuk merapatkan barisan. Tampak juga video lain yang memperlihatkan sekelompok orang berpakaian loreng kuning hitam tengah mencopot bakdrop di lokasi yang akan digunakan munaslub. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement