REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menargetkan pembangunan fisik proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo dimulai pada 2022. Terkait pembebasan lahan seharusnya sudah selesai pada pertengahan tahun depan.
"Pertengahan tahun depan pembebasan dan pembayaran lahan sudah harus selesai, jadi mungkin 2022 dimulai (pembangunan fisik)," kata Sultan di Gedhong Pracimasana Yogyakarta, Kamis (9/7).
Menurut Sultan, setelah izin penetapan lokasi (IPL) proyek Tol Yogyakarta-Solo ia tandatangani, maka proses pematokan sebagai permulaanpembebasan lahan akan dimulai pada Agustus 2020. Selama sosialisasi pembangunan proyek nasional itu dilakukan, ia mengklaim tidak ada pihak yang merasa keberatan terkait pembebasan lahan sesuai jalur yang telah ditentukan.
"Prinsip tidak ada pihak yang berkeberatan untuk pembebasan lewat jalur yang sudah ditentukan dan sudah dilakukan perubahan-perubahan. Jadi sekarang itu sosialisasi bahwa pasti tol itu dibangun dan mencocokkan harga, itu saja," kata dia.
Karena telah disepakati semua pihak, dia memastikan rute jalur pembangunan Tol Yogyakarta-Solo tidak akan mengalami perubahan. Rute yang dibangun sesuai dengan IPL yang ada.
"Sudah disepakati semua pihak yang harus tanahnya dibebaskan. Jadi rute itu tidak akan bergeser. Itu dari pojokan Lottemart (Maguwoharjo) sampai keluar kabupaten Sleman ke Borobudur," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY Krido Suprayitno mengatakan proyek pembangunan Tol Yogyakarta-Solo akan melintasi sebanyak 3.006 bidang tanah di enam kecamatan dengan luas total 177,5 hektare. Menurut Krido, tercatat sebanyak 2.978 warga yang lahannya akan dilalui proyek tol sepanjang 22 kilometer itu.