Rabu 01 Jul 2020 15:44 WIB

Insentif Tenaga Medis Diharapkan Segera Cair

Sampai hari ini insentif untuk tenaga medis belum didapatkan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Petugas kesehatan melakukan test swab warga di Padang, Sumatera Barat
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Petugas kesehatan melakukan test swab warga di Padang, Sumatera Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI - Wakil Ketua Penanggulangan Covid-19 Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukittinggi Dokter Dedi Herman berharap pemerintah segera mencairkan insentif yang dijanjikan untuk tenaga kesehatan (nakes) yang menangani covid-19. Menurut Dedi, nakes juga merasakan dampak perekonomian karena pandemi virus corona karena pasien yang berobat banyak berkurang dari hari-hari biasa.

"Ekonomi berimbas kepada semua masyarakat termasuk nakes. Dokter yang biasanya menangani 10-15 orang setiap har ini hanya 2-3 orang. Kalau pemerintah memberikan insentif, Alhamdulillah sekali itu sangat membantu," kata Dokter Dedi kepada Republika, Rabu (1/7).

Sampai hari ini Dedi mengaku belum mendapat insentif dari pemerintah seperti yang dijanjikan untuk nakes yang menangani pasien covid. Namun para tenaga kesehatan di Bukittinggi tempatnya berdinas pernah dimintai KTP dan nama ibu kandung untuk pembukaan rekening penyaluran insentif dari pemerintah. Nantinya insentif akan ditransfer melalui rekening tersebut.

"Tapi sampai sekarang rekening belum ada dan insentif belum diterima," ujar Dokter Dedi.

Ia pun menegaskan nakes yang menangani covid baik itu dokter atau perawat menurut Dokter Dedi tidak bekerja dengan mengharapkan insentif. Nakes akan tetap bekerja menjadi benteng terakhir untuk penanganan covid-19. Karena para nakes telah berkomitmen mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien yang mereka tangani.

Selama pandemi virus corona yang sudah dihadapi sejak Februari lalu, para nakes sudah merasakan dampak ekonomi dalam keluarga. Terutama para perawat yang tidak ada pemasukan sampingan. Beda dengan dokter yang masih bisa praktek secara pribadi untuk pemasukan tambahan.

Dokter Dedi menceritakan akhir-akhir ini para nakes sudah dapat bekerja tanpa ada lagi tekanan atau diskriminasi dari lingkungan. Tidak seperti di awal-awal virus corona masuk ke Sumbar di mana banyak nakes yang mengalami diskriminasi karena dianggap membawa virus corona.

Seiring berjalannya waktu, sekarang masyarakat sudah paham cara menghadapi covid-19 sehingga tidak ada lagi diskriminasi terhadap nakes.

"Dulu kami juga takut pulang dan bertemu keluarga karena khawatir membawa virus. Sekarang kami bisa pastikan diri aman dari corona dengan melakukan tes swab dulu," kata Dokter Dedi menambahkan.

Dokter yang pernah bertugas di Wisma Atlet tersebut meminta masyarakat tetap mematuhi protokol covid seperti memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak agar aman dari penularan covid. Walau sudah new normal menurut Dokter Dedi virus corona masih menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement