Senin 29 Jun 2020 19:51 WIB

Moeldoko: Presiden Ambil Risiko Politik Tangani Covid-19

Moeldoko menyatakan ada tiga langkah ketika menghadapi krisis dalam dunia militer.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) siap mempertaruhkan reputasi politiknya untuk menangani pandemi corona yang masih berlangsung hingga saat ini. “Memang presiden katakan akan ambil risiko, reputasi politik akan saya pertaruhkan. Maknanya Presiden ambil langkah contoh untuk bawahan,” ujar Moeldoko di kantornya, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (29/6).

Dalam dunia militer ketika menghadapi krisis, ia menjelaskan, terdapat tiga langkah yang dilakukan panglima dan komandannya. Pertama, yakni kehadiran komandannya di lapangan. 

Baca Juga

Hal ini, kata Moeldoko, ditunjukan Jokowi saat mengunjungi Surabaya yang masih masuk dalam kategori zona merah. “Kita lihat Presiden datang ke Surabaya yang masih merah. Beliau datang. Itu ciri-ciri panglima selalu hadir (saat) situasi kritis,” ujarnya.

Kedua, yakni mengerahkan senjata bantuan berupa bansos. Pemberian bansos diharapkan dapat menjadi solusi menangani krisis. 

Ketiga, yakni mengerahkan kekuatan cadangan. “Ketiga kerahkan kekuatan cadangan, saat-saat terakhir, karena ketika situasi cadangan dikeluarkan, maka situasi mulai sangat jelek. Jangan sampai gunakan ini,” kata Moeldoko.

Untuk mengendalikan penyebaran covid di Jawa Timur, Moeldoko menyebut pemerintah telah mengambil sejumlah langkah baru, termasuk mengerahkan TNI Polri dan relawan. Selain itu, dibutuhkan alat pendukung kesehatan baik APD, laboratorium.  

“Langkah-langkah ini kalau saya proyeksikan mendekati langkah tactical militer. Dalam situasi kelelahan diperlukan kekuatan baru agar pemikiran tenaga baru dengan prasarana yang ada, diharapkan bisa kendalikan. Dalam ratas tadi sudah disepakati,” jelas dia.

Saat sidang kabinet paripurna pada Kamis (18/6) lalu, presiden mengaku akan mempertaruhkan reputasi politiknya untuk menangani pandemi covid. Presiden juga mengaku siap menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) baru bila memang dibutuhkan.

"Kalau mau minta Perppu lagi saya buatin perppu, kalau yang sudah ada belum cukup. Asal untuk rakyat, asal untuk negara. Saya pertaruhkan reputasi politik saya," ujar Jokowi dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden, Ahad (28/6).

Perppu yang dimaksud Presiden bertujuan untuk mempercepat penanganan Covid-19 dan mengantisipasi dampak ekonomi dan sosial yang terjadi. Menurutnya, dalam kondisi saat ini perlu kebijakan 'extraordinary' atau di luar kebiasaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement