REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Asosiasi Dokumentaris Nusantara (ADN) untuk membuat film dokumenter mengenai situasi Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Film dokumenter ini akan ditayangkan secara berkala di TVRI.
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, terdapat 300 film dokumenter yang menggambarkan suasana pandemi dari Aceh hingga Papua. "Ragam yang ditampilkan sangat banyak, berbagai bentuk kehidupan termasuk ekspresinya. Merekam pengalaman kita bersama menghadapi Covid-19," kata Hilmar, dalam telekonferensi, Kamis (25/6).
Hilmar menambahkan, dirinya juga telah berkomunikasi dengan UNESCO terkait hal ini. Tentunya, kata dia, UNESCO juga mendukung program ini karena mengandung bukan hanya hal yang artistik namun juga memberikan gambaran sosial masyarakat.
Ia juga mengatakan, ke depannya ada kemungkinan film dokumenter ini ditayangkan di saluran televisi lain. "Sedang kita jajaki, kemungkinan dengan kesepakatan bersama membawanya ke saluran lain selain TVRI, dalam dan luar negeri. Terus terang kita ini gerak cepat," kata dia lagi.
Sementara itu, Ketua ADN Tonny Trimarsanto mengatakan, tayangan yang disebut Rekam Pandemi ini merupakan spontanitas para pembuat film di daerah. Ketika didukung oleh pemerintah, lanjut dia, unsur spontanitas ini bisa semakin memberi manfaat kepada masyarakat.
"Menjadi penting apa yang ada di sekitar kita. Selama ini yang paling lemah dari kita adalah kemampuan dan kesadaran untuk melakukan dokumentasi," kata Tonny menambahkan.
Program Rekam Pandemi ini akan tayang di TVRI setiap Sabtu pukul 8.30 WIB. Selain itu, dapat juga disaksikan melalui akun Youtube Budayasaya serta seluruh media sosial Kemendikbud.