Kamis 25 Jun 2020 19:30 WIB

Baju Berbahan Kain Organik, Bisnis Unik Mahasiswa UBSI 

Pakaian organik merupakan pakaian yang dijahit dari kain organik.

Ajeng Pangestu (berkerudung merah) mahasiswa semester 6 Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris Universitas Bina Sarana Infomatika (UBSI) berhasil merintis usaha di dunia fashion anak.
Foto: Dok UBSI
Ajeng Pangestu (berkerudung merah) mahasiswa semester 6 Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris Universitas Bina Sarana Infomatika (UBSI) berhasil merintis usaha di dunia fashion anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajeng Pangestu, mahasiswa semester 6 Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris Universitas Bina Sarana Infomatika (UBSI)  berhasil merintis usaha di dunia fashion anak. Ia membangun bisnis di bidang design dan produksi pakaian anak usia 2-8 tahun dengan bahan organik. 

Ajeng  pernah menjadi pemenang Kompetisi Wiramuda Indonesia ditahun 2018, Ajeng juga telah lolos dan terpilih untuk mengikuti Expo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) di Politeknik Negeri Batam pada November 2019 silam.

“Pakaian organik merupakan pakaian yang dijahit dari kain organik. Organic cotton garments are likely to be free from chlorine bleaches and synthetic dyes, juga tidak menggunakan pestisida,” jelas Ajeng, Rabu (24/06).

Ajeng menambahkan, mengenalkan soal kain katun organik kepada khalayak ramai merupakan satu hal yang penting baginya.  Bukan saja untuk lingkungan, tapi juga untuk kenyamanan, dan kesehatan kulit anak.

“Banyak orang skeptis tentang pengaruh baju terhadap kulit anak. Jika pernah mencoba  menggunakannya, akan mengetahui bahwa mengganti bahan pakaian memang berpengaruh signifikan, terutama untuk anak-anak yang kulitnya sensitif,” tutur Ajeng dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Perempuan dengan IPK terakhir 3,95 ini pun menjelaskan bahwa serat kainnya lebih halus dibanding kain katun konvensional, breathable, tidak mengandung pestisida dan bahan kimia berbahaya, tentunya aman dikulit anak yang sensitif. Kulit anak-anak yang cenderung lebih sensitif, lebih adaptif terhadap bahan katun yang melalui proses 100% alami.

“Anak-anak mudah gatal karena keringat atau menderita eczema. Dalam hal ini, katun organik adalah pilihan yang tepat. Karena bahan pakaian ini tidak memperburuk kondisi gatal dan justru membuat anak merasa nyaman karena memiliki daya serap keringat yang baik, dan memberikan kulit ruang untuk bernafas,” ungkap perempuan yang saat ini sudah memiliki  sembilan  karyawan.

photo
Ajeng Pangestu (berkerudung merah) mengembangkan bisnis design dan produksi pakaian anak dengan bahan organik.  (Foto: Dok UBSI)

Ia juga memaparkan pemrosesan alami merangsang katun organik untuk melepaskan karakter terbaiknya, seperti anti tungau, bakteri dan jamur (yang menyebabkan bau badan), dan memiliki daya pakai cukup lama karena kualitas kapas yang maksimal, serta berdampak baik untuk lingkungan karena kain organik tidak mengandung plastik yang sulit diurai bumi. Kain organik adalah kain yang eco-friendly dan biodegradable.

“Sayangnya, pakaian organik banyak diproduksi oleh brand-brand anak di luar negeri yang harganya masih cukup tinggi,” kata Ajeng.

Ajeng  mengungkapkan,  pakaian organik  belum banyak dijual di Indonesia.  Namun ada beberapa brand pakaian anak di Indonesia yang sudah mulai memproduksi pakaian anak dengan kain organik seperti balabalabear yang merupakan brand yang diproduksinya.

“Setiap model pakaian yang kami buat  menggunakan design gambar sendiri yang unik serta menarik, dengan warna-warni ceria kesukaan anak-anak. Jadi tidak hanya nyaman dikenakan, juga ramah lingkungan. Koleksi kami bisa didapat melalui website balabalabear.id atau melalui instagram di @balabalabear dan bisa dikunjungi ke salah satu storenya di Grand Galaxy Park, Bekasi,” tutup Ajeng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement