REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah merilis data penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 1.113 kasus pada Rabu (24/6) pukul 12.00 WIB, sehingga total kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 49.009 orang. Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, penambahan masih didominasi lima provinsi yang terbanyak melaporkan kasus positif Covid-19.
Pertama, Jawa Timur dengan penambahan 183 kasus baru, kemudian DKI Jakarta 157 kasus, Sulawesi Selatan 132 kasus, Maluku Utara dengan 95 kasus, dan Kalimantan Selatan dengan 90 kasus.
Ia mengatakan, masih tingginya penambahan kasus beberapa pekan terakhir lantaran pelacakan kontak atau tracing yang agresif dari pasien Covid-19. Namun demikian, ia mengingatkan masih tingginya kasus juga menunjukan masih ada sumber penularan di masyarakat.
"Adanya kasus positif dan yang tidak memiliki gejala signifikan yang membuat merasa aman dan sehat, ini yang tidak disadari dan masih dan kelompok rentan yang tidak mematuhi protokol kesehatan," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (24/6).
Selain itu, Yurianto mengatakan, tingginya penambahan juga lantaran kinerja pemeriksaan yang terus ditingkatkan di seluruh daerah. Ia menerangkan, jumlah spesimen yang diperiksa pada hari ini sebanyak 21.233 spesimen sehingga total keseluruhan adalah 689.492 spesimen baik menggunakan PCR maupun berbasis tes cepat molekuler (TCM).
Selain penambahan kasus baru, pemerintah juga mencatat penambahan pasien sembuh sebanyak 417 orang sehingga total 19.658 orang pasien yang telah sembuh. Kemudian pasien meninggal bertambah 38 orang sehingga total ada 2.573 pasien yang meninggal akibat Covid-19.
"Sudah 443 kabupaten dan kota di 34 provinsi yang terdampak Covid-19, dan kita masih melakukan pemantauan terhadap orang dalam pemantauan sebanyak 36.648 orang dan pasien dalam pengawasan 13.069 orang," ungkapnya.
Pada hari ini, anggota Tim Pakar Gugus Tugas Dewi Nur Aisyah yang juga ahli epidemiologi dan informatika penyakit menular menyampaikan data daerah yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi. Saat memberikan paparan di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (24/6), Dewi menyebut wilayah Jakarta Pusat berada di peringkat pertama kemudian disusul oleh Jayapura.
“Untuk membuat analisis yang detail, kita melihat di level kabupaten kota, kita bisa melihat kota mana dengan jumlah penduduknya apakah kasus tersebut tinggi di daerahnya. Peringkat pertama Jakarta Pusat, kedua Jayapura,” jelas dia.
Dewi mengatakan, untuk melihat tingkat laju penularannya, juga perlu dihitung jumlah penduduk di daerah tersebut. Setelah Jayapura, daerah berikutnya yang memiliki kasus tinggi yakni Surabaya, Banjarmasin, dan Mataram.
Untuk angka kematian tak hanya dilihat berdasarkan jumlah, namun juga dilihat berdasarkan angka positif yang ditemukan dan juga jumlah penduduk. Jika dilihat dari jumlah penduduk, maka Provinsi DKI Jakarta lagi-lagi menempati urutan pertama daerah yang memiliki kasus tinggi kematian.
“Karena kalau dari jumlah penduduk, DKI Jakarta untuk provinsi menempati peringkat pertama, kedua Kalsel, Jatim, Sulsel, dan kelima Banten,” jelas dia.
Sedangkan untuk angka kematian berdasarkan jumlah per 100 ribu penduduk yakni peringkat pertama adalah Surabaya, Banjarmasin, Manado, Jakarta Pusat, dan juga Makassar.
“Ini adalah PR kita bersama dan monitoring kita bersama bagaimana kita dapat bergerak menuju perbaikan untuk daerah dengan laju penularan tinggi,” ujar Dewi.