Jumat 19 Jun 2020 10:35 WIB

13 Ribu Pekerja Migran Indonesia di Kapal Pesiar AS Pulang

Akhir Maret sampai dengan 18 Juni 2020 lebih dari 13 ribu PMI pulang ke Indonesia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan menyemprotkan cairan disinfektan ke atas permukaan barang bawaan milik Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Pesiar MV Westerdam setibanya di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (2/6/2020). Sebanyak 679 orang WNI ABK MV Westerdam tersebut akan menjalani serangkaian tes kesehatan sesuai protokol pencegahan COVID-19 seperti tes swab (PCR) sebelum menjalani isolasi mandiri di hotel.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Petugas kesehatan menyemprotkan cairan disinfektan ke atas permukaan barang bawaan milik Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Pesiar MV Westerdam setibanya di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (2/6/2020). Sebanyak 679 orang WNI ABK MV Westerdam tersebut akan menjalani serangkaian tes kesehatan sesuai protokol pencegahan COVID-19 seperti tes swab (PCR) sebelum menjalani isolasi mandiri di hotel.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Sejak akhir Maret sampai dengan 18 Juni 2020, tercatat lebih dari 13 ribu pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di berbagai perusahaan kapal pesiar di Amerika Serikat (AS) pulang ke Indonesia. Kepulangan mereka telah difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Houston, KJRI Los Angeles, KJRI San Francisco, KJRI Chicago, KJRI New York, serta Perutusan Tetap RI (PTRI) New York.

Menurut Theo S Nugroho, ketua satgas Covid-19 yang juga minister counselor bidang konsuler KBRI Washington DC, gelombang pemulangan PMI yang berprofesi sebagai anak buah kapal (ABK) ini dilakukan sebagai dampak dari kebijakan Pemerintah AS yang melarang semua kapal pesiar untuk beroperasi akibat merebaknya Covid-19. Akibat kebijakan tersebut, perusahaan pemilik kapal pesiar terpaksa memulangkan ABK mereka yang berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia, kembali ke negara masing-masing.

Baca Juga

"Proses pemulangan dibiayai sepenuhnya oleh perusahaan tempat ABK bekerja dan dilakukan secara bergelombang dengan tiga moda transportasi, yaitu penerbangan komersial, pesawat carter, dan kapal pesiar," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Titik keberangkatan penerbangan, baik komersial maupun carter, berada di tiga kota di AS, yaitu Miami, New Orleans, dan Los Angeles. "Ketiga belas ribu lebih ABK tersebut bekerja pada perusahaan-perusahaan kapal pesiar raksasa, seperti Carnival Cruise Line, Royal Caribbean, Norwegian Cruise Line, Holland America Line, dan sebagainya," ujar Theo yang sebelumnya pernah berdinas di Spanyol, Peru, dan Kuba ini.

Sebelum dipulangkan, ABK tersebut telah menjalani protokol kesehatan secara ketat yang diterapkan oleh Pemerintah AS dan Indonesia seperti karantina minimal 14 hari, pengecekan rutin kesehatan setiap hari, dan rapid test. Mereka juga dibekali surat keterangan sehat.

Theo menambahkan bahwa perwakilan RI se-AS juga telah meminta jaminan kepada pihak perusahaan agar membayarkan semua hak finansial milik PMI, termasuk gaji dan kompensasi lainnya. "Selain itu, kita juga meminta agar ABK asal Indonesia tersebut diberikan prioritas untuk dipekerjakan kembali oleh perusahaan jika kapal pesiar mulai beroperasi kembali," ujarnya.

Langkah mengawal dan memfasilitasi kepulangan ini diapresiasi oleh sejumlah ABK. "Saya dan teman-teman ABK ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada tim dari KBRI dan KJRI yang telah menjembatani dan memperlancar kepulangan kami ke Tanah Air untuk bertemu dengan keluarga," ujar Indra, salah seorang ABK Royal Family, yang tak kuasa menahan haru setiba di Tanah Air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement