Rabu 17 Jun 2020 14:24 WIB

Nakes Covid-19 di Padang Meninggal di Hari Pertama Kerja

Nakes Covid-19 diduga mengalami serangan jantung hingga meninggal.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Indira Rezkisari
Seorang perawat yang baru bekerja hari pertama sebagai nakes ruang Covid-19 di Semen Padang Hospital meninggal dunia.
Foto: Wikimedia
Seorang perawat yang baru bekerja hari pertama sebagai nakes ruang Covid-19 di Semen Padang Hospital meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Seorang perawat Risa Afrina yang bekerja di ruangan perawatan Covid-19 di Semen Padang Hospital meninggal dunia, Selasa (16/6) siang kemarin. Risa yang diketahui baru berusia 25 tahun meninggal saat bertugas di hari pertama sebagai tenaga kesehatan (nakes) di ruangan Covid-19 SPH.

Direktur Utama Semen Padang Hospital (SPH) Farhaan Abdullah mengatakan kemarin juga adalah hari pertama Risa bertugas sebagai nakes ruangan Covid-19 di SPH. Risa merupakan 1 dari 30 orang nakes baru yang direkrut SPH untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga

"Dia (Risa Afrina) baru berdinas hari pertama kemarin itu. Dua hari sebelumnya dia bersama nakes baru lainnya kami berikan materi dan pembekalan penanganan Covid," kata Farhaan, Rabu (17/6).

Farhaan menjelaskan kemarin Risa mendapatkan tugas dari Kepala Ruangan (Karu) yang memimpinnya untuk memenani pasien melakukan pengambilan sampel swab di ruang isolasi lantai 1 Gedung SPH. Sekitar 15 menit baru mengenakan Alat Pengaman Diri (APD) level III, Risa menurut Farhaan mengeluh tidak enak badan.

Risa kemudian memberitahukan kondisinya kepada salah seorang petugas keamanan. Setelah itu Farhaan bersama beberapa nakes lain membawa Risa ke ruangan khusus untuk beristirahat.

Tak lama setelah Risa diantarkan untuk beristirahat di ruangan khusus di lantai 4 SPH, Farhaan mendapat laporan bahwa Risa pingsan. Farhaan yang juga seorang dokter langsung menangani Risa. Seperti pijat jantung, oksigenasi dan dibawa ke ICU.

Di ICU, Risa dipasangi bed set monitor dan beberapa alat lainnnya. Tapi Risa tidak dapat bertahan. Ia menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 12.40 WIB kemarin.

Farhaan menduga, Risa meninggal karena dugaan serangan jantung. Hasil visum luar yang telah dilakukan tim medis SPH, tidak ada temuan penyebab lain dari diri Risa. Ia menyebut kecil kemungkinan Risa meninggal karena kelelahan karena ia baru sekitar 1 jam menggunakan APD level III.

Farhaan juga menyebut tidak mungkin Risa meninggal karena Covid. Karena Covid-19 tidak memberikan reaksi terlalu cepat. Sementara Risa baru hari pertama menangani pasien Covid.

"Kalau kelelahan tidak masuk akal karena baru kerja 1 hari dan baru 1-2 jam menggunakan APD level III. Kalau dehidrasi itu biasanya kalau lebih dari 6 jam," ucap Farhaan.

Sampel swab Risa sudah sempat diambil untuk diperiksakan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Hasil uji sampel swab Risa akan diumumkan hari ini.

Risa sudah dimakamkan kemarin di salah satu tempat pemakaman di Kota Padang. Pihak Semen Padang Hospital kemarin memberikan penghormatan saat melepas jenazah Risa. Semua karyawan dan petugas di SPH melepas kepergian Risa dengan lagu Gugur Bunga.

Menurut Farhaan meninggalnya Risa menjadi duka mendalam bagi SPH. Risa dianggap sebagai pahlawan yang sudah berjuang mempertaruhkan nyawa demi menangani kasus Covid-19 di Sumbar. Manajemen rumah sakit akan mengurus santunan untuk keluarga Risa sebagai bentuk rasa duka.

Sebelum bekerja sebagai nakes tim Covid-19 di SPH, dulunya Risa pernah bekerja sebagai tenaga medis magang selama 5 bulan. Risa mendapatkan penilaian baik dan dianggap mampu bekerja melayani pasien di rumah sakit.

Pertimbangan itulah SPH menerima Risa sebagai salah satu tenaga medis baru untuk penanganan Covid-19. "Perusahaan akan memberikan penghargaan. Dan manajemen SPH akan ajukan surat ke Dinkes agar mendapat santunan karena gugur dalam melaksanakan tugas," ucap Farhaan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement