REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia (IPI) menggelar survei terkait penanganan Covid-19 dan implikasinya terhadap berbagai aspek, salah satunya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasilnya, tingkat kepuasan masyarakat menurun.
Survei yang digelar pada Mei 2020 tersebut menunjukkan penurunan tren kepuasan masyarakat pada Jokowi setelah sebelumnya dilakukan survei pada 2020.
"Kepuasan terhadap kerja Jokowi sekitar 66,5 persen, cenderung menurun tapi tidak signifikan dibanding temuan sebelumnya 69,5 persen," demikian poin survei yang telah dikonfirmasi Republika kepada Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi, Senin (8/6).
Jawaban sangat puas pada Februari 11, 9 persen sedangkan pada Mei 14,3 persen. Sementara jawaban cukup puas menurun dari 57,6 ke 52,2 persen. Lalu, jawaban kurang puas meningkat dari 26,1 ke 27,4 persen.
Responden yang menyatakan tidak puas sama sekali juga meningkat dari 2 ke 2,3 persen. Adapun, yang tak menjawab juga meningkat dari 2,3 ke 3,8 persen.
Berdasarkan survei periodik IPI, penurunan kepuasan terhadap kinerja Jokowi sendiri terjadi sejak September 2019. Dimulai dengan angka 71,8 persen, lalu pada Februari 2020 sebanyak 69,5 persen, dan pada Mei 2020 sebanyak 66,5 persen.
Dari responden yang memberikan kontribusi, kebanyakan responden yang menyatakan puas adalah mereka yang mendukung Jokowi dalam kontestasi Pilpres. Di samping itu, daerah juga memberikan pengaruhnya.
"Kepuasan pendukung Jokowi - Ma'ruf Amin lebih dominan dibandingkan pendukung Prabowo - Sandi. Warga di Jabar cenderung lebih dominan yang tidak puas," papar survei tersebut.
Untuk diketahui, Survei ini dilakukan tanpa tatap muka pada 16 - 18 Mei 2020. Survei ini melibatkan 1.200 responden secara acak dengan metode random sampling. Survei ini memiliki toleransi kesalahan lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebagai pembanding, IPI juga melakukan survei yang serupa pada 4-10 Februari 2020 pada 1200 responden acak. Metode, toleransi kesalahan dan tingkat kepercayaan sama. Namun pada saat itu survei dilakukan dengan tatap muka, sebelum Covid-19 melanda Indonesia.
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyebut kepimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil mengendalikan penyebaran covid-19. Sehingga pemerintah pun mampu menciptakan keamanan baik di bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Ia mengatakan, keberhasilan kepemimpinan Jokowi ini dibuktikan melalui kinerja tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
“Hal ini menunjukkan bahwa sistem responsif pandemi yang dibangun Presiden Joko Widodo benar-benar bekerja dalam menciptakan keamanan dalam dimensi kesehatan, sosial dan ekonomi,” kata Fadjroel dikutip dari siaran resmi yang diterima, Senin (8/6).
Fadjroel menjelaskan, dalam situasi pandemi ini, Presiden berupaya membangun sistem responsif terhadap pandemi. Salah satu yang dibentuk dari sistem responsif ini yakni tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid.
“Presiden membentuk sistem pengorganisasian Gugas Covid 19 yang melibatkan BNPB, seluruh kementerian/lembaga, Polri, TNI dan pemerintahan daerah,” kata dia.
Berdasarkan hasil survei indikator, kata Fadjroel, keberhasilan kepemimpinan Jokowi ini juga dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja tim gugus tugas yang menunjukan tingkat responden sangat puas dan cukup puas sebanyak 63,7 persen.
Selain itu, upaya Jokowi yang melibatkan aparat TNI dan Polri untuk menghadapi pandemi ini juga dinilai didukung oleh masyarakat. Ia menyebut, dari hasil survei indikator tersebut, sebesar 85,7 persen responden merasa yakin polisi dapat menjaga keamanan selama masa pandemi, dan 88,9 persen responden merasa yakin TNI dapat menjaga keamanan selama masa pandemi.
Fadjroel pun mengatakan, mayoritas masyarakat percaya kepada kinerja pemerintah pusat.
“Hal ini terlihat dari survei indikator yang menunjukkan 47,6 persen cukup puas dan 8,8 persen sangat puas terhadap Pemerintah Pusat atau rata-rata mencapai 56,4 persen,” tambahnya.
Ia menyampaikan, Presiden menghargai kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahannya. Hal ini akan menjadi modal bagi Jokowi dalam bekerja. Selain itu, Jokowi juga menyampaikan apresiasinya terhadap sikap gotong royong kemanusiaan yang dilakukan oleh masyarakat selama pandemi.
Sedangkan kebijakan-kebijakan yang masih dikritisi oleh masyarakat pun akan menjadi perhatian serius Presiden. Seperti program bantuan sosial yang belum terdistribusi dengan baik.
“Kunci jawaban masalah distribusi bantuan sosial ini adalah penguatan sistem responsif yang secara organisasi dilaksanakan oleh aparatur birokrasi pemerintahan dari pusat sampai daerah, secara efektif dan efisien,” ujar Fadjroel.