Kamis 28 May 2020 14:54 WIB

Polisi Bantah Klaim KKSB Serang Pos dan Rampas Amunisi

KKSB pimpinan Egianus Kogoya kerap menyebar berita untuk menimbulkan kepanikan warga.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Mas Alamil Huda
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustafa Kamal.
Foto: Antara
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustafa Kamal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian membantah kabar kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) melakukan penyerangan dan perampasan amunisi terhadap empat pos darurat TNI-Polri di Nduga, Papua. Menurut kepolisian, KKSB pimpinan Egianus Kogoya kerap menyebarkan berita untuk menimbulkan kepanikan warga di Papua, khususnya di wilayah Nduga.

"Tidak benar atau hoaks (klaim KKSB yang menyatakan menyerang pos dan merampas amunisi milik TNI-Polri). KKSB pimpinan Egianus Kogoya terus melakukan provokatif dan menyebarkan berita atau informasi yang menimbulkan kepanikan warga di Papua, khususnya di Kabupaten Nduga," jelas Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustafa Kamal, saat dikonfirmasi, Kamis (28/5).

Mustafa mengungkapkan, pihaknya tidak pernah menerima laporan dari Polres jajaran terkait kejadian tersebut. Menurut dia, aksi KKSB yang ia ketahui terakhir itu yakni penganiayaan dan perampasan senjata api milik anggota Polri yang berada di Pos Pol 99 Polres Paniai pada Jumat (15/5) lalu.

Selain itu, KKSB juga melakukan aksinya di beberapa daerah, salah satunya penembakan terhadap warga non karyawan di Mile 61 Area Freeport Kabupaten Mimika pada hari Kamis (21/5) lalu. KKSB juga disebut melakukan penembakan terhadap dua petugas medis di Intan Jaya pada hari Jumat (22/5) lalu.

"Yang menyebabkan satu petugas medis gugur saat menjalankan tugas kemanusiaan di Distrik Wandai Kabupaten Intan Jaya. Untuk satu tenaga medis yang selamat saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD Nabire," kata dia.

Menurut Mustafa, pihak aparat keamanan akan terus mengejar para pelaku penyerangan tersebut. Dia mengatakan, bukan halangan bagi TNI-Polri untuk melakukan penegakan hukum kepada kelompok tersebut meski pergerakan mereka terhambat medan yang sulit.

"Kami akan terus mengejar para pelaku, memang anggota kami di lapangan mengalami hambatan terkait medan yang sulit tetapi itu bukan suatu halangan bagi TNI-Polri untuk melakukan penegakan hukum kepada kelompok tersebut," jelasnya.

Sebelumnya, pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku telah melakukan penyerangan di empat pos darurat TNI-Polri yang ada di wilayah Alguru, Kabupaten Nduga, Papua. Dari penyerangan tersebut, mereka mengeklaim merebut sejumlah barang dan amunisi milik TNI-Polri.

"Karena Bapak-Bapak mengirimkan pasukan yang dalam jumlah besar ke Papua, khususnya wilayah Nduga, Intanjaya, Tembagapura, dan Pengunungan Bintang namun kami sudah mengalahkan pasukan Bapak Presiden," ungkap Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (28/5).

Sebby menjelaskan, serangan terhadap pos darurat TNI-Polri tersebut dilakukan pada 23 Mei lalu dengan dipimpin Egianus Kogoya dan Pemne Kogoya. Dari penyerangan tersebut TPNPB-OPM mengeklaim merebut sejumlah barang dan amunisi milik TNI-Polri, di antaranya uang tunai sebanyak Rp 30 juta, 2.310 butir peluru, 15 buah rompi antipeluru, 16 amunisi bazoka, dan lainnya.

"Dalam penyerangan empat pos darurat TNI-Polri ini, empat anggota pasukan keamanan Indonesia TNI-Polri dikabarkan hilang kontak dan masih di hutan Alguru," kata dia.

Menurut Sebby, pihaknya yang berada di wilayah Nduga menyatakan siap menyambut TNI-Polri jika suatu saat masuk ke Nduga. Pasukan TPNPB-OPM, kata dia, akan tetap bertahan di Jembatan Kali Keneyam dan Abeakdan Min Kampung Banggimbeak.

"Hari ini kami tidak susah peluru. Silakan datang ke markas kami. Kami akan menjemput sesuai gaya kami," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement