REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengungkap, lima besar provinsi tertinggi yang desanya telah banyak menyalurkan bantuan langsung tunai dari dana desa untuk penanganan Covid-19. Lima provinsi tersebut antara lain Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bali Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
"Lima besar provinsi yang paling banyak desanya sudah salur, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bali, Sultra dan Sulteng," ujar Abdul Halim saat teleconference virtual dengan wartawan, Rabu (20/5).
Berdasarkan data, Bangka Belitung untuk data penyaluran lebih dari 90 persen, sedangkan untuk desa yang telah menyelesaikan musyawarah desa khusus (Musdesus) sebanyak 100 persen. Sedangkan Kepri 75 persen untuk desa salur, dan lebih 90 persen untuk desa Musdesus, Bali mendekati 70 persen untuk desa salur, dan lebih 90 persen untuk desa Musdesus, begitu juga Sultra dan Sulteng
Sementara, untuk lima besar provinsi terendah dalam penyaluran BLT dana desa antara lain, Banten, Kalimatan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Utara dan Aceh. Banten sesuai data, desa salurnya paling rendah yakni di kisaran 0-5 persen, sedangkan desa musdesusnya lebih dari 40 persen.
Mendes mengatakan, total desa yang telah menyalurkan BLT dana desa untuk warga yang terdampak Covid-19 sebanyak 17.259 desa per Selasa (20/5) kemarin. Jumlah ini, kata Mendes, meningkat tiga ribu dalam sehari dibandingkan lusa sebelumnya sebanyak 14 ribu dari desa yang telah menerima transfer dari negara.
Sementara, jumlah desa yang rekening kas desa (RKD)nya sudah menerima bantuan dari negara berjumlah 54.636 desa dari total 74.953 desa seluruh Indonesia.
"17.259 itu setara dengan 32 persen untuk desa yg sudah ada duitnya, dan setara 23 persen untuk total seluruh desa di Indonesia," ujar Abdul Halim saat teleconference virtual dengan wartawan, Rabu (20/5).
Ia lebih cenderung menggunakan perbandingan desa yang RKDnya telah terisi, lantaran temuan di lapangan, tidak semua desa di Indonesia memanfatkan dana desa untuk BLT penanganan Covid-19
"Dalam tanda kutip (menggunakan) kesempatan BLT dana desa karena memang desanya tidak terdampak secara ekonomi itu kan Alhamdulilah, makanya saya membayangkan tidak mungkin 74.953 desa seluruh Indonesia memanfatkan dana desanya untuk BLT, dan itu boleh," ujarnya.
Sementara, untuk 6 ribuan desa yang proses transfer BLT dana desanya masih menunggu di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) saat ini akan segera cair. Hal ini karena dalam proses pencairan tidak lagi membutuhkan surat pengantar kepala daerah.
"Jadi cukup mengklik di sistem, dan sudah akan cair dan hari ini kemungkinan ada ribuan desa yg akan terkirim dana desa," kata Politikus PKB itu.
Sementara, alasan belum semua desa melakukan penyaluran dari 54.636 desa yang telah menerima transfer, karena masih melakukan proses verifikasi data dan penyaluran di musyawarah desa khusus. Baru setelah proses verifikasi dan validasi selesai, dilakukan penetapan penerima BLT dana desa.
Dari jumlah 54.636 desa yang sudah ditransfer, desa yang sudah menyelesaikan musdesus itu sebanyak 52.077 desa atau 95 persen.
"Itu 95 persennya sudah musdesus artinya datanya sudah selesai, yang tadi saya sampaikan, pertama didata berbasis RT oleh tiga relawan desa dan dibawa di musdesus lalu dilakukan verifikasi validasi dan penetapan," katanya.