Kamis 14 May 2020 16:35 WIB

Anis: Krisis Ekonomi akan Berlanjut Krisis Sosial-Politik

Indonesia tidak boleh kehilangan arah sekalipun dalam kondisi krisis.

Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.
Foto: MgIT03
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pendiri Partai Gelora Anis Matta mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh kehilangan arah sekalipun sedang menghadapi pandemi corona yang akan berjalan panjang. Indonesia harus menentukan tatanan baru pascapandemi corona.

“Indonesia tidak boleh kehilangan arah,” kata Anis dalam acara Zoominari bertajuk "Inovasi di Tengah Krisis dalam Alquran", yang dilaksanakan oleh DPW Gelora Indonesia Jawa Timur, seperti disampaikan dalam siaran pers yang disampaikan Humas DPP Gelora Indonesia.

Anis mengatakan, hampir semua pengamat memprediksi bahwa situasi krisis akibat Covid-19 ini berat dan berlangsung lama. Bukan hanya dari sisi pandeminya, melainkan dampak buruknya dalam  sektor ekonomi, sosial, politik, dan kemanusiaan secara umum.  Secara global, tidak ada satu pun negara yang tidak berdampak Covid-19, termasuk Indonesia.

Menurut Anis, akumulasi dampak pandemi akan berdampak pada krisis ekonomi, yang berpotensi memunculkan krisisi sosial. Biasanya hal ini akan diikuti krisis politik, kemanusiaan, lalu diakhiri dengan lahirnya tatanan dunia baru.

Saat ini semua negara di dunia berjibaku mencari jalan keluar dari krisis ini. Salah satu contoh, India baru saja menggelontorkan paket stimulus ekonomi 4.000 triliun untuk melindungi dan membangunkan ekonomi sektor riil,  termasuk UMKM-nya. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Charity dan bantuan BLT menjadi pendekatan yang rutin dalam situasi krisis sebagai langkah penyelamatan bagi warga yang terkena dampak, tetapi bisa bertahan sampai berapa lama dalam situasi semua sektor terpukul. Bagi Anis Matta, dalam situasi krisis seperti ini yang paling pertama harus hadir pada dasarnya bukanlah sistem, melainkan kebutuhan leadership atau kepemimpinan.

“Pendekatan charity memang berguna jangka pendek, tapi krisis yang tidak ditemukan jalan keluarnya. Pendekatan awalnya adalah konsolidasi. Ini hanya bisa terjadi kalau ada leadership,” kata Anis Matta.

Jika pandemi berhent ketika sudah ditemukan vaksin, menurut Anis, penemuanya masih membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa  sampai akhir tahun 2021. Di luar dari itu krisis ini, dia melanjutkan, belum ada yang mengetahui ujungnya sampai di mana dan kapan berakhirnya. Bahkan, para ahli pandemik mewanti-wanti adanya pandemi gelombang kedua.

“Kita mesti membaca fakta-fakta ini apa adanya secara scientific, bukan untuk membuat jadi pesimis, tapi membantu kita menentukan peta jalan melewatinya dan kepentingan strategis kita,” katanya.

Dalam konteks Indonesia, menurut Anis, membaca fakta-fakta ini menjadi strategis untuk menentukan peta jalan menuju ujung dari krisis ini. Dia menambahkan, ini adalah peta lahirnya tatanan dunia baru.

Menurut Anis, Indonesia harus menentukan kepentingan strategis nasional yang harus dipertahankan, terutama menyangkut eksistensi dan kemapuan bangsa untuk bertahan dan terus bertumbuh. Langka ini menjadi penting untuk masuk ke tahap selanjutnya, yang Anis Matta sebut sebagai strategic innovation.

Pandemi ini telah berhasil mengubah banyak kehidupan manusia secara mendasar menjadi kehidupan new normal. Bagi Anis Matta, situasi ini sangat mungkin membuat Indonesia bisa bangkit jika mampu hadir dalam empat situasi tatanan kehidupan baru pascapandemik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement