Kamis 14 May 2020 13:08 WIB

RSD Wisma Atlet Koordinasikan Uji Coba Tanaman Herbal

Uji coba tanaman herbal berupa jamur cordyceps tersebut akan dilakukan pekan depan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan uji coba penggunaan tanaman herbal berupa jamur cordyceps terhadap pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, masih akan dikoordinasikan terlebih dahulu. Proses pengordinasian tersebut akan dilaksanakan awal pekan depan.

"Hari Senin tim dari LIPI dan Kementerian Kesehatan Komite Etik akan datang untuk koordinasi tentang jamur itu," ungkap Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksamana Madya Yudo Margono, melalui pesan singkat, Kamis (14/5).

Baca Juga

Karena proses pengkoordinasian masih akan dilakukan pada pekan depan, maka Yudo tidak dapat memastikan kapan proses uji coba tanaman herbal tersebut akan dilaksanakan. "Belum (ada kepastian tanggal). Akan dikoordinasikan dulu," jelasnya.

Dilansir dari Antara, tanaman herbal saat ini diklaim berpotensi meningkatkan sistem kekebalan tubuh.  Kekebalamn tubuh yang prima, diyakini pada gilirannya membantu menghambat seseorang terinfeksi virus seperti corona jenis baru atau SARS CoV-2 dan jamur Cordyceps salah satunya.

Guru Besar Fakultas MIPA dan Pakar Biomolekuler Universitas Brawijaya, Prof Widodo mengatakan jamur ini memiliki struktur yang bisa menghambat replikasi virus corona secara langsung, dan bisa bersifat antivirus. "Sudah lama dipakai masyarakat khususnya di Tibet, Tiongkok, Korea karena keunggulannya memiliki beberapa senyawa aktif yang bekerja sistemik. Ada yang antivirus berdasarkan studi metadata, strukturnya memiliki kesamaan dengan senyawa antivirus," ujar dia dalam diskusi tentang kekuatan bahan alami untuk memperkuat imunitas tubuh via daring, Rabu.

Dengan kata lain, kesamaan struktur ini bisa berpotensi menghambat replikasi virus secara langsung, salah satunya penyebab COVID-19. Lebih lanjut, pada COVID-19 hal esensial ialah munculnya badai sitokin. Untuk menghambatnya perlu senyawa antiinflamasi. Jamur Cordyseps punya potensi menurunkan badai sitokin dan harapannya badai sitokin bisa diangkat.

Selain potensi antivirus, jamur Cordyceps juga bisa membantu meningkatkan kemampuan pernapasan. Ini merupakan kabar baik untuk mereka yang mengalami kesulitan atau gangguan pernapasan.

Hanya saja belum ada uji klinis mengenai efektivitas antivirus jamur ini. Walau secara tradisional sudah lama digunakan masyarakat. Untuk itu tim dokter dan peneliti di Indonesia saat ini bersiap melakukan uji klinis pada pasien Covid-19 di Wisma Atlet, Jakarta.

"Kami sudah menyiapkan protokol uji klinik di Wisma Atlet, untuk pasien, tinggal tunggu beberapa minggu. Kita berharap hasilnya bagus, bisa memberikan kontribusi untuk penanganan Covid-19 di Indonesia," kata Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Traditional dan Jamu Indonesia, Inggrid Tania.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement