Kamis 07 May 2020 01:26 WIB

Innalillahi, 38 Dokter & 17 Perawat Meninggal Selama Corona

IDI membentuk tim audit untuk menelusuri kematian para dokter dan tenaga medis.

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah dokter sedang melakukan ekstraksi dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di ruang Laboratorium Biosafety II di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (6/5/2020). Pengoperasian metode PCR di RSUD tersebut memiliki kemampuan untuk memeriksa 32 sampel dalam sekali uji serta mampu menampung 96 sampel dan diharapkan dapat mempercepat penanganan COVID-19 di Kalteng
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Sejumlah dokter sedang melakukan ekstraksi dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di ruang Laboratorium Biosafety II di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (6/5/2020). Pengoperasian metode PCR di RSUD tersebut memiliki kemampuan untuk memeriksa 32 sampel dalam sekali uji serta mampu menampung 96 sampel dan diharapkan dapat mempercepat penanganan COVID-19 di Kalteng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan sebanyak 38 dokter dan 17 perawat meninggal selama pandemi Covid-19 di Indonesia.

Wiku mengatakan jumlah tersebut menunjukkan masih ada pekerjaan rumah untuk menjamin keselamatan petugas medis sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.

“Saya rasa ini pekerjaan rumah yang harus diperbaiki dan diperkuat dalam konteks kesehatan masyarakat,” kata Wiku dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

“Kita perlu mengubah perhatian. Banyak pihak yang fokus hanya pada penanganan, tapi tidak pada pencegahan,” lanjut dia.

Menurut Wiku, mengutip artikel berjudul “Pelajaran dari kematian dokter dan perawat akibat Covid-19 di seluruh dunia”, ada sejumlah faktor yang menyebabkan petugas medis rentan terpapar.

Salah satunya, petugas medis tidak mengetahui bahwa pasien yang dirawat ternyata terinfeksi Covid-19.

Selain itu, pasien tidak terbuka dan tidak jujur terkait riwayat penyakit yang dialami belakangan, juga terkait riwayat perjalanan dan riwayat kontak dengan kasus positif.

Kemudian terkait persoalan kurangnya alat pelindung diri (APD) dan kesalahan dalam menggunakan APD.

Faktor kelelahan akibat jam kerja yang panjang dan prosedur penanganan darurat terhadap pasien juga meningkatkan kerentanan petugas medis terhadap infeksi virus SARS-CoV-2 ini.

Sebelumnya, Humas IDI Halik Malik mengatakan telah membentuk tim audit untuk menelusuri kematian para dokter.

Tim audit tersebut bertujuan untuk menganalisa faktor risiko yang dihadapi oleh petugas medis.

Berdasarkan data yang dihimpun IDI, sebagian dokter yang meninggal telah dinyatakan positif Covid-19 namun sebagian lainnya masih berstastus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

 

Link: https://www.aa.com.tr/id/nasional/38-dokter-17-perawat-meninggal-selama-pandemi-covid-19-di-indonesia/1830862

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement